Jakarta – Suara Ekonomi
Hari Raya Idul Adha lekat kaitannya dengan tradisi atau upacara penyembelihan hewan kurban. Dalam pelaksanaan kurban ini, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya sendiri-sendiri.
Yuk, kita simak beberapa tradisi yang ada di Indonesia.
1. Grebeg Besar/Gunungan di Yogyakarta
Dalam merayakan Idul Adha, masyarakat Yogyakarta memiliki tradisi unik yang diberi nama Grebeg Besar. Tradisi ini merupakan simbol Hajat Dalem sebagai bentuk kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Dalam tradisi ini, beberapa hasil bumi dan makanan akandisusun membentuk Gunungan.
Pada tradisi ini akan ada tujuh Gunungan yang akan diarak menuju tiga titik berbeda. Ketujuh Gunungan tersebut terdiri dari satu Gunungan Lanang, Wadon,Gepak, Darat, dan Pawohan. Kemudian terdapat dua Gunungan Kakung. Gunungan-gunungan tersebut diusung oleh abdi dalem yang berjalan tanpa menggunakan alas kaki.
Para abdi dalem juga menggunakan pakaian dan peci berwarna merah marun. Kemudian memakai kain batik biru tua bermotif lingkaran putih dengan gambar bunga di tengahnya. Mereka akan berjalan dengan mengarak lima gunungan menuju Masjid Gedhe Kauman. Kemudian dua Gunungan Kakung akan diarak menuju Kantor Kepatihan dan Pura Pakualaman.
2. Meugang di Aceh
Tradisi Meugang merupakan budaya masyarakat Aceh dalam menyambut Hari Raya Idul Adha. Tradisi ini menggambarkan bentukkeharmonisan warga Aceh dalam bersosial. Ketika Meugang dirayakan, anggota keluarga yang merantau akan pulang untuk melakukan tradisi ini.
Tradisi Meugang biasanya dilakukan setelah prosesi potong sapi, domba, kambing atau kerbau. Setelah itu, mereka akan memasak dan menikmati daging kurban bersama keluarga atau kerabat dekat. Tidak hanya itu, bahkan anak yatim, orang kurang mampu, dan para tetangga turut diajak menikmatinya.
3. Manten Sapi di Pasuruan, Jawa Timur
Manten Sapi merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Pasuruan, Jawa Timur untuk menyambut Idul Adha. Dalam bahasa Jawa, manten memiliki arti pengantin. Jadi, hewan kurban yang akan disembelih dirias layaknya seorang pengantin.
Tradisi ini bertujuan untuk menghormati hewan kurban yang akan disembelih. Hewan tersebut akan dipakaikan bunga tujuh rupa yang kemudian dibalut serban, sajadah dan kain kafan. Kemudian, hewan didandani bak seorang pengantin ini lalu diarak menuju masjid untuk dikurbankan.
4. Kaul Negeri dan Abda’u di Maluku Tengah
Masyarakat Ambon, Maluku Tengah juga memiliki tradisi unik dalam merayakan Hari Raya Idul Adha. Tradisi ini diberi nama Kaul Negeri dan Abda’u. Prosesi uniknya yakni sebelum disembelih, tiga ekor kambing akan digendong mengelilingi desa.
Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh pemuka adat atau agama. Arak-arakan menuju Masjid Negeri Tulehu ini juga selalu diiringi seruan takbir dan sholawat. Nantinya, ketiga kambing tersebut akan disembelih dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.
Di sisi lain, Abda’u merupakan tradisi merebut bendera bertuliskan kalimat tauhid. Nantinya bendera tersebut akan diperebutkan oleh ribuan pemuda Desa Tulehu, Ambon. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan persaudaraan antar masyarakat setempat.
5. Toron di Madura, Jawa Timur
Tradisi Toron merupakan mudik spesial ala masyarakat Madura, Jawa Timur. Kata toron sendiri berarti turun atau pulang kampung. Biasanya, masyarakat Madura yang merantau di luar kota akan pulang ke daerah asalnya.
Tujuannya tidak lain yakni untuk merayakan Idul Adha bersama keluarga besar dikampung halaman. Namun, akibat pandemi Covid-19 tradisi ini tidak bisa seramai tahun-tahun biasanya. Terlebih dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga, membuat masyarakat Madura kesulitan untuk merayakan tradisi toron.
Nah, itu dia beberapa tradisi dalam menyambut Hari Raya Idul Adha di Indonesia. Sayangnya, beberapa tradisi tidak dapat berjalan dengan sempurna akibat pandemi Covid-19. Namun dengan adanya pandemi seperti ini tidak mengurangi rasa kekeluargaan di dalam masyarakat Indonesia. Lalu, bagaimana perayaan Idul Adha didaerahmu?.
Reporter : Muhammad Aditya Akbar
Editor : Dewi Kartika Sandra