Jakarta – Suara Ekonomi
Fenomena El Nino membawa gelombang panas ekstrim ke Indonesia. Akibatnya, kekeringan hingga gagal panen melanda masyarakat Indonesia.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi diatas kondisi normalnya Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML di wilayah tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan dan mengurangi curah hujan di Indonesia.
Fenomena El Nino pertama kali diamati oleh nelayan Peru pada tahun 1660. Pada bulan Desember mereka memperhatikan bahwa air hangat tampaknya memuncak di dekat Amerika. Maka dari itu, mereka menjuluki kejadian dengan “El Niño de Navidad” dalam bahasa Spanyol yang berarti Anak Kristus.
Berdasarkan laporan World Meteorological Organization yang dikeluarkan pada Rabu (17/5/2023), ada 66 persen kemungkinan bahwa suhu permukaan global rata-rata tahunan akan menembus ambang kenaikan 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri (1850-1900).
Menurut BMKG musim kemarau 2023 karena fenomena El Nino di Indonesia akan terjadi pada bulan April-Juni. Wilayah yang mengalami kemarau pada bulan April 2023 meliputi NTB, NTT, dan sebagian besar Jawa Timur. Sedangkan Wilayah yang mengalami Kemarau pada bulan Mei 2023 meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, Papua bagian selatan dan lain-lain sebagainya.
Dalam prakiraannya, wilayah yang mengalami kemarau pada bulan Juni 2023 meliputi sebagian besar Sumatera Selatan, Sebagian besar Riau, Jakarta dan lain-lain sebagainya. Sifat hujan pada musim kemarau tahun 2023 karena El Nino di bawah normal 327 ZOM (47 persen), dan atas normal 45 ZOM (6,4 persen).
Informasi Indonesia memasuki fase El nino pada bulan April-Juni 2023 bukanlah untuk menakuti publik dan pemerintah. Dengan mengetahui informasi tersebut, masyarakat bisa bersiap lebih baik. Pemerintah tidak ingin El Nino tahun 1997 terulang, dikarenakan antisipasti terlambat sehingga menyebabkan kekeringan.
Fenomena El Nino ini diperkirakan akan datang ke Indonesia. Dengan demikian, masyarakat sebaiknya melakukan persiapan dan menambah informasi terkait kejadian iklim El Nino. Untuk itu, perlu diketahui dampak dari El Nino yang bisa melanda dunia, khususnya Indonesia. Berikut dampak El Nino yang bisa terjadi, antara lain :
- Perubahan Suhu
Tahun 2016 tercatat sebagai tahun terpanas karena dampak dari El Nino. El Nino bisa mempengaruhi suhu sehingga suhu meningkat karena air lebih hangat. Air yang lebih hangat akan menyebar lebih dekat ke permukaan dan itu menyebabkan suhu meningkat.
- Kekeringan
Tingkat curah hujan yang rendah tergantung pada intetitas El Nino tersebut. Dampak dari pengurangan curah hujan bisa membuat musim kemarau di Indonesia, sehingga bisa menyebabkan kekeringan.
- Muncul Berbagai Penyakit
Dampak El Nino yang mengurangi curah hujan dapat meningkatkan polusi karena kemarau. Penyakit yang dapat melanda yakni ; dehidrasi, panas dalam, diare dan lain sebagainya. Selain itu, karena udara yang kering dan sangat berdebu bisa menyebabkan sakit mata.
- Gagal Panen
Ketika terjadi El Nino curah hujan akan berkurang dan berdampak pada pertanian. Curah hujan yang berkurang dapat menyebabkan tanaman pertanian dapat rusak karena kekurangan air.
Fenomena El Nino membawa dampak positif dan negatif. Informasi dari BMKG, berguna sebagai langkah-langkah mitigasi risiko untuk mengoptimalkan dampak positif bisa ditetapkan pemerintah. Tugas BMKG pun sudah ditetapkan, untuk memperbarui informasi setiap 10 hari sekali.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BNBP menyiapkan dana total 75 miliar. Dana siap pakai tersebut diberikan kepada BPBD yang memerlukan bantuan penanggulangan kekeringan. Lebih dari 50 persen dana akan digunakan untuk operasional mobil tangki dan memberikan air bersih.
Reporter : Amanda Putri
Editor : Kintan Gusti Pratiwi