Jakarta – Suara Ekonomi
Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Bali dinilai sukses dan menjadi konferensi terbesar sepanjang sejarah. KTT G20 berhasil mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders’ Declaration. G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Pelaksanaan KTT G20 di Bali pada 15 dan 16 November 2022 telah resmi selesai. Delegasi asing sangat mengapresiasi semangat dan persiapan Indonesia dalam rangka Konferensi tersebut. Salah satu apresiasi tersebut datang langsung dari Italia, mereka mengaku tidak bisa berkata-kata lagi karena terlalu takjub dengan segala kemeriahan dan persiapan Indonesia. Mereka memberikan apresiasi besar pada semua upaya yang dilakukan oleh bangsa ini terkait mendukung kesuksesan dan kelancaran G20.
Apresiasi lain datang tidak hanya dari negara-negara delegasi, tetapi juga dari kelompok media asing yang meliput KTT G20 di Indonesia. Mereka menyampaikan apresiasi atas kekuatan perekonomian negara, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Peranan dalam presidensi G20 pada 2022 dan kekuatan ASEAN pada 2023 membuat Indonesia berapa di puncak kepemimpinan global. Hal ini memberikan kesempatan besar kepada Indonesia dalam membangun kerja sama internasional.
Dalam Forum KTT G20 di Bali menghasilkan sejumlah kebijakan ekonomi yang disepakati. Berikut beberapa kesepakatan ekonomi dan investasi hasil KTT G20:
- Global Blended Finance
Global Blended Finance diluncurkan untuk bisa membangun kapasitas pembiayaan campuran yang lebih baik di seluruh wilayah, baik antar negara, sektor swasta, dan filantropi.
- Dana Pandemi (Pandemic Fund)
Dana ini dibentuk oleh para menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara G20 di bawah kepemimpinan Indonesia tahun ini. Presiden Jokowi menyampaikan, Pandemic Fund merupakan upaya global untuk memperkuat arsitektur kesehatan global, terutama melalui mekanisme pembiayaan yang kuat dan dapat diandalkan, sehingga dunia dapat menahan dan meresponsnya dengan lebih baik menghadapi pandemi di masa depan.
- Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform
G20 juga membentuk forum Energy Transition Mechanism (ETM) di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mempercepat penutupan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan perluasan energi baru terbarukan (EBT) yang adil dan berkelanjutan. Pada saat yang sama, dukungan keuangan ETM berasal dari dana investasi iklim dan kerja sama kelembagaan internasional.
- Bali Kompendium
Selain itu, negara-negara G20 pun meluncurkan Bali Kompendium. Kesepakatan ini disusun bekerja sama dengan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Kompendium ini nantinya akan digunakan sebagai panduan berinvestasi oleh negara-negara G20.
- Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh IMF
Negara-negara G20 juga berkomitmen untuk membantu membiayai negara-negara yang rentan dan miskin melalui pembentukan Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh IMF, yang mencapai 81,6 miliar Dolar AS atau 1.275 triliun Rupiah.
G20 juga bertujuan untuk mengatasi krisis utang negara miskin dan berkembang melalui program restrukturisasi utang melalui kerangka manajemen utang.
- Transaksi Digital Bank Sentral ASEAN
Bank Indonesia (BI) telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan empat bank sentral ASEAN, yaitu Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Bank of Thailand (BOT). Kelima bank sentral tersebut sepakat untuk mendorong fasilitasi transaksi digital di kawasan. Kerja sama tersebut tertuang dalam MoU Kerjasama Integrasi Pembayaran Regional yang ditandatangani pada Senin (14/11) yang merupakan bagian dari kegiatan KTT G20, dimana momentum penandatanganan diawali dengan sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pelaksanaan kerja sama ini akan mendukung dan memfasilitasi perdagangan, investasi, pendalaman keuangan, pengiriman uang, pariwisata, dan kegiatan ekonomi lintas batas lainnya, serta mendorong ekosistem ekonomi dan keuangan kawasan yang lebih inklusif.
- Investasi Jepang dan Inggris di MRT Jakarta
Jepang dan Inggris berminat untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta. Hal itu ditandai dengan menandatangani nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang dan Pemerintah Inggris di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11).
- Investasi CNGR Advanced Material China
Kementerian Investasi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan CNGR Advanced Material Co Ltd. Produsen ternary precursor asal China, untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Penandatanganan kerja sama ini memiliki nilai investasi US$5 miliar.
- Investasi Turki di Produksi Bus Listrik
Tak cukup sampai di situ, Indonesia dan Turki menjalin perjanjian bilateral terkait produksi bus listrik di dalam negeri dan pembangunan jalan tol Trans Sumatra.
Untuk bus listrik, kerja sama dilakukan oleh pabrik bus listrik Karsan dari Turki dengan PT. Schahmindo Perkasa (Credo Group). Sedangkan, proyek jalan tol Trans Sumatra dilakukan antara PT Hutama Karya dengan kontraktor Turki, ERG Insaat.
Penandatanganan antar dunia usaha tersebut disaksikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.
Investasi AS ke Indonesia Rp38,82 T
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan besaran investasi di Indonesia, termasuk perjanjian US$2,5 miliar atau setara Rp38,82 triliun (asumsi kurs Rp15.529 per dolar AS) antara ExxonMobil dengan Pertamina. Investasi yang dilakukan AS berbentuk kesepakatan antara Exxon Mobil dengan Pertamina. Kerja sama akan menilai lebih lanjut pengembangan pusat penangkapan dan penyerapan karbon regional di Indonesia.
Reporter : Syaninda Rahmawati
Editor : Kinta Gusti Pratiwi