Jakarta – Suara Ekonomi
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Kamis, 2 Mei 2019 diwarnai aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dari berbagai univeritas di Jakarta. Aksi ini dilakukan di Jalan Jendral Sudirman, tepatnya di depan kantor Kemenristekdikti, Jakarta Pusat. Mahasiswa menekan agar Kementrian Pendidikan dapat mewujudkan aspirasi dari para mahasiswa.
Aksi yang dilakukan ratusan mahasiswa ini melibatkan beragam kelompok mahasiswa, baik dari organisasi daerah, organisasi kampus dan masih banyak lainnya. Para mahasiswa melakukan aksi demo dikarenakan perjuangan harus tetap berjalan. Lantaran jika hanya melakukan pemberitahuan melalui surat sudah sering dilakukan tapi tidak mendapatkan hasil apapun. Sempat terjadi perdebatan antara pihak Kemenristekdikti dengan massa aksi. Penyebabnya dikarenakan pihak Kemenristekdikti enggan menemui perwakilan massa aksi dengan alasan pihaknya sudah melakukan audiensi dengan kelompok massa aksi yang lainnya. Oleh sebab itu, mereka tidak ingin mengadakan audiensi lagi. Tujuan kemenangan unjuk rasa kali ini adalah harapannya bisa mendapatkan surat keputusan yang berupa nota kesepakatan kita untuk memenangkan kasus mistik yang ada saat ini.
Mahasiswa menuntut beberapa tuntutan, antara lain berikan kebebasan berekspresi, berpendapat dan berorganisasi bagi pelajar, wujudkan kebebasan akademik yang sejati, tolak liberalisasi dan komersialisasi pendidikan. “Diranah pendidikan yang terjadi saat ini, ruang demokrasi dibungkam dan biaya pendidikan begitu mahal. Telah terjadi kapitalisasi dalam sistem pendidikan,” ujar Korlap Aksi Yehezkiel.
Massa aksi menganggap pemerintah selama ini tidak memperhatikan sistem pendidikan yang terjadi saat ini. Sistem pendidikan saat ini telah menunjukkan betapa tidak ilmiahnya tatanan pendidikan Indonesia. Konsepsi link and match membuat ilmuwan pendidikan Indonesia sama sekali tidak menampung kemauan pendidikan yang bervisi kerakyatan. Pendidikan daya tersebut hanya menghadirkan buntutisme pada pergerakkan pendidikan negara maju.
Aksi yang digelar di depan kantor Kemenristekdikti sempat membuat arus lalu lintas memadat. Kemacetan mereda, saat beberapa petugas kepolisian melakukan pendekatan persuasif kepada perwakilan massa. Para unjuk rasa berharap, dengan momentum Hardiknas ini membawa harapan baru untuk pendidikan Indonesia, terutama di daerah-daerah pelosok.
Reporter: Imam Abizar & Farista Ari
Editor: Anita Edenia Rahma