Jakarta – Suara Ekonomi
Sepertinya tak asing lagi bagi para pelajar atau mahasiswa terkait Student Exchange. Secara singkat, Student Exchange merupakan program pertukaran pelajar yang biasanya dilakukan di luar negeri.
Apakah kalian tertarik melakukan studi ke luar negeri? Atau sebelumnya sudah berencana tetapi terkendala? Tenang, kalian belum gagal sepenuhnya, karena Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeritas Pancasila (FEB-UP) mendukung program exchange bagi mahasiswanya. FEB-UP sendiri terdiri dari beberapa jenis kelas, ada kelas Reguler, Reguler Khusus (Karyawan), Kelas Internasional serta Kelas Unggulan.
Program Student Exchange dikhususkan untuk mahasiswa kelas Internasional dan kelas Unggulan. Bagi mahasiswa yang dari awal tidak mendaftar pada kelas Internasional tidak perlu khawatir, karena masih berkesempatan melaksanakan program ini melalui kelas Unggulan. Caranya adalah kalian hanya perlu mempertahankan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,00 selama 3 semester. Setelah itu biasanya pihak kampus akan memberikan surat edaran untuk mengajak kalian bergabung dalam kelas Unggulan.
Salah satu mahasiswa kelas Internasional angkatan 2015, Satria (20) yang juga akan melakukan exchange pada 4 September mendatang memberikan informasi seputar program yang akan ia tempuh. Bagi mahasiswa kelas Internasional, Student Exchange menjadi pilihan selain Double Degree yang salah satunya wajib dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 2 tahun kuliah atau semester 4.
Jika memilih Student Exchange, mahasiswa akan melaksanakan studi ke University of Malaya (UM), sedangkan mereka yang memilih Double Degree akan melaksanakan studi ke Limkokwing University. “Jadi FEB-UP itu nyediain dua program, Double Degree kerjasama sama Limkokwing, kalau yang Student Exchange sama University of Malaya,” ujar pria berkacamata ini. Ia pun memilih program Student Exchange untuk ditempuh karena menurutnya UM adalah Universitas Negeri No.2 di Malaysia dan setara dengan Universitas Indonesia.
Selain itu dijelaskan pula bahwa program Double Degree serupa dengan program exchange. Hanya sedikit perbedaan diantaranya Limkokwing University berstatus swasta dan mahasiswa pada program ini akan mendapatkan dua gelar sarjana, pertama gelar dari Limkokwing University dan kedua dari FEB-UP itu sendiri. “Jadi Limkokwing itu Universitas swasta terus juga belum lama berdiri sih. Sama disana tuh dapet dua gelar makanya namanya Double Degree, pertama dari UP kedua dari pihak sananya,” tambah Satria.
![](http://www.suaraekonomi.com/wp-content/uploads/2017/09/IMG20170816110737-300x225.jpg)
Lain halnya dengan kelas Unggulan, hanya ada program Student Exchange yang dapat dipilih, namun tidak bersifat wajib seperti kelas Internasional. Artinya bagi mahasiswa yang berminat saja yang akan melaksanakan program ini. Sudah pasti banyak benefit yang akan didapatkan. Salah satunya seperti yang dikatakan oleh Amelia (mahasiswa kelas Unggulan jurusan Manajemen 2014) yaitu sertifikat yang didapatnya saat telah menyelesaikan masa studi tersebut dipergunakan dengan mudah untuk mendaftar magang di suatu perusahaan. “Nanti bakal dapet sertifikat kalau udah selesai dan sertifikatnya diakui kok, buktinya gue gunain buat daftar magang dan mereka liat,” Jelas wanita berhijab ini.
Setelah memutuskan untuk melakukan program exchange, tentunya banyak hal harus dipersiapkan mulai dari paspor, penyusunan mata kuliah hingga pengurusan Visa. Dari kelas Unggulan 2015, Dina (20) juga menjelaskan apa saja yang perlu disiapkan untuk keberangkatannya ke University of Malaya September mendatang. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Telah menyelesaikan masa kuliah selama 2 tahun atau min semester 4.
b) Toefl min 500, IPK min 3,25.
c) Menyiapkan Transkip Nilai Semester 1-3, yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris (translate)
d) Surat Pengantar dari Dekan FEB-UP (translate)
e) Pembuatan akun melalui website www.emgs.com. Sebelumnya wajib memiliki paspor, karena dalam pembuatan akun tersebut harus meginput ID Paspor. Submit data diri dan semua data diatas dalam bentuk scanning (poin c & d dapat dari kampus), kemudian menentukan mata kuliah yang dipilih (Akuntansi 2 mata kuliah, Manajemen 4-5 mata kuliah) dan lama program yang diikuti. Karena program ini dilaksanakan untuk menempuh semester 5, maka lamanya periode studi antara 5-6 bulan. Kemudian tunggu konfirmasi dari pihak UM atas diterimanya untuk Student Exchange (+/- 1 bulan).
f) Lakukan Medical Checkup. Dalam web sudah terdapat form berisi apa saja yang perlu diperiksa.
g) Pembuatan Kartu Mahasiswa (Student Pass) oleh Imigrasi Malaysia secara online. Dengan melampirkan data (poin b, c, & f), scan paspor dan pas photo. Kemudian membayar sebesar RM400-405 dengan menggunakan kartu kredit (master card). Kartu ini digunakan saat berada di UM sebagai identitas.
h) Setelah dikonfirmasi, akan mendapatkan Form Professional Visa dari Imigrasi Malaysia untuk membuat Single Entry Visa di Indonesia tepatnya di Menara Palma, Kuningan. Data yang dilampirkan yaitu Form Professional Visa, fotocopy paspor, fotocopy KTP, pas foto 3.5 x 5, Approval Course (poin b), Surat Pengantar Dekan FEB-UP. Biaya pembuatan Visa berkisar 700-900 ribu rupiah.
Seperti itulah gambaran persiapan yang harus dilakukan untuk melakukan Student Exchange. Hanya beberapa tambahan yang perlu diurus ketika sampai disana seperti pemilihan asrama, pembuatan visa, dan medical checkup yang kedua. Asrama sendiri memerlukan dana berkisar $500 per semester dengan fasilitas yang paling dibutuhkan seperti kasur, lemari, dan meja belajar.
Kemudian pembuatan visa yang kedua pun harus dilakukan karena visa yang dibuat di Indonesia hanya berlaku 3 bulan dan dikenakan biaya sekitar RM350. Visa ini dapat digunakan untuk bepergian disana dengan kata lain liburan di sisa akhir studi. Untuk biaya kuliah di UM sendiri tidak perlu lagi membayar atau bebas biaya.
Terlepas dari semua persiapan yang harus dilaksanakan, bahwa penting untuk memupuk keberanian kita ketika ingin studi ke negara lain. Tentu yang terlintas pertama kali di benak yaitu perbedaan bahasa dan budaya yang membuat mahasiswa enggan melaksanakan program exchange ini.
Namun Dina menjelaskan bahwa kita harus percaya diri untuk melawan ketakutan kita akan perbedaan tersebut dan apapun bisa dilakukan asal kita yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa. “Kita takut bukan karena kita gabisa, tapi karena kita ga percaya sama diri kita. Even kalau kita percaya, rasa takut itu akan hilang,” Ujar mahasiswa jurusan Akuntansi tersebut.
Seru dan bermanfaat tentunya. Are you next?..
Reporter : Ajid. A, Dewi. S, Kemal. A
Editor : Nurul Zahara