Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan keyakinan yang kuat menyatakan bahwa pada tahun 2024, perekonomian Indonesia diprediksi akan mengalami stabilitas yang signifikan, yang didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi politik serta kinerja ekonomi terkini. Pemerintah RI optimis untuk meningkatkan kinerja perekonomian dengan lebih optimal di babak baru ini.
Stabilitas ekonomi Indonesia dapat diakui melalui pertumbuhan yang positif sepanjang triwulan 3 2023, mencapai angka pertumbuhan sebesar 5 persen dan tingkat inflasi yang signifikan di bawah rata-rata global. Inflasi di Indonesia berhasil dikelola dan berada pada tingkat 2,61% (yoy) per Desember 2023, ini menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi 2023 (3,6%). Selain itu, berbagai indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan.
“Penyerapan tenaga kerja naik sebanyak 4,5 juta orang dari Agustus 2022 ke Agustus 2023, PMI manufaktur di November 2023 masih berada di level ekspansif yaitu 51,7%, neraca perdagangan masih surplus dan sudah surplus 43 bulan berturut-turut, Indeks Keyakinan Konsumen pada November juga berada di angka 123,6. Artinya, keyakinan kuat terhadap kondisi ekonomi kita,” kata Presiden RI, dikutip dari Indonesia.go.id.
Perkembangan yang konsisten mencerminkan daya tahan dan kinerja perekonomian yang sangat baik. Di samping itu, pertumbuhan permintaan domestik dan supply yang tercatat masih kuat hingga triwulan 3 di 2023. Berikut beberapa pertumbuhan yang tercatat selama triwulan 3 2023:
- Konsumsi rumah tangga 4,9% (ytd)
- Investasi 4,2% (ytd)
- Ekspor 1,1% (ytd)
- Sektor pertambangan 5,7% ditengah moderasi harga komoditas global
Impor mengalami penurunan -2,0% (ytd) sebagai imbas dari perlemahan ekonomi global. Sementara itu, dari segi produksi, terdapat perkembangan yang dianggap positif. Sektor transportasi, akomodasi, makanan-minuman, dan infokom mencatat pertumbuhan paling signifikan. Meskipun awalnya ekspor dan impor diprediksi berada di zona negatif sejak awal 2023 sebagai bentuk akibat dari melemahnya perekonomian global. Neraca perdagangan Indonesia tetap mencatat kinerja yang positif dan mencapai surplus selama 43 bulan berturut-turut. Dengan akumulasi data hingga November 2023, neraca perdagangan mencapai nilai sebesar 33,63 miliar dolar Amerika Serikat.
Banyak pihak yang menyampaikan pandangannya mengenai prediksi perekonomian Indonesia tahun 2024. APBN 204 menetapkan target pertumbuhan sebesar 5,2%, sementara Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih rendah, berkisar antara 4,9% hingga 5% pada tahun 2024. Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal dalam Core Economic Outlook 2024, di Jakarta, Selasa (12/12/2023) menyatakan bahwa dari sektor eksternal, melemahnya pertumbuhan ekonomi China akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan, karena China merupakan mitra dagang utama Indonesia.
“Sedangkan perekonomian China, menyumbang 40% dari PB global. Ekonomi dunia pasti akan turut terdampak. Terlebih lagi Indonesia sebagai mitra dagang utama Chna baik dari sisi ekspor maupun impor,” ucap Faisal, dilansir dari mediakeuangan.kemenkeu.go.id
International Monetary Fund (IMF) turut mengemukakan pendapatnya terkait perekonomian Indonesia. Menurut pandangannya, Indonesia diharapkan mengalami pemulihan ekonomi yang signifikan melalui peningkatan investasi, konsumsi, dan ekspor. Meskipun demikian, IMF menekankan perlunya kewaspadaan terhadap tantangan struktural dan risiko eksternal, seperti ketidakpastian di tingkat global, tekanan inflasi, dan ketegangan geopolitik. IMF memberikan rekomendasi agar Indonesia terus mempertahankan kebijakan makroekonomi yang kredibel, fleksibel, dan terkoordinasi, serta meningkatkan reformasi struktural guna meningkatkan daya saing di panggung internasional.
Reporter : Novita Rahmawati
Editor : Amanda Putri