Jakarta – Suara Ekonomi.
setelah percobaan nuklir dan peluncuran roket jarak jauh Korea Utara (Korut) beberapa waktu yang lalu, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) akan memusatkan perhatian pada pertahanan terhadap serangan senjata penghancur massal dalam latihan bersama tahun ini.
Tetapi apabila Amerika Serikat ingin menyerang Negara Seribu Matahari harus dengan keputusam DK PBB (Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa). Bila tidak ada persetujuan, maka itu dianggap intervensi militer. Kecuali, bila AS memiliki bukti yang kuat bahwa Korut ingin menyerang negaranya, maka diperbolehkan melakukan penyerangan balik sebagai bentuk pertahanan diri.
Korut menganggap latihan militer gabungan antara AS, Korsel, dan Jepang sebagai ancaman bagi kedaulatannya. Sementara AS beranggapan latihan gabungan tersebut sebagai respon Washington atas uji coba senjata nuklir Korut yang melanggar resolusi DK PBB tentang penggunaan senjata nuklir.
Ideologi
Baru baru ini hubungan kedua negara kembali dipenuhi ketegangan dimana Amerika Serikat turut campur tangan dalam masalah di semenanjung Korea. Dikarenakan pasca perang dunia ke II, ada dua negara adidaya yang saling memperebutkan pengaruh ideologi, terutama sejak dimulainya perang dingin antara USA (United State of America) dengan USSR (Union of Soviet Socialist Republics).
AS menganggap Korsel adalah sekutu berharga karena kesamaan ideologi. Sedangkan Korut sekutu se-ideologi bagi Tiongkok dan Rusia yang sangat penting dalam membendung pengaruh barat. Tiongkok juga menganggap bahwa Korut selain sebagai sahabat dalam ideologi, juga sebagai benteng bagi negaranya di perbatasan guna melindungi negerinya dari sekutu AS.
Sunshine Policy menjadi sebuah kebijakan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan interaksi antara Korsel dengan Korut. Namun, kebijakan tersebut mendapat ujian pertama pada Oktober 2002, ketika AS mengumumkan Korut telah memulai program rahasia senjata nuklir kembali. Hal itu tentu menyulut ketegangan antara Korsel dengan Korut.
Kepentingan Sendiri
Dalam hal ini Negeri Paman Sam terlibat konflik dengan Korea karena memiliki kepentingan tersendiri, dimana AS juga memiliki kepentingan dengan Jepang dan Korsel yang merasa terancam oleh serangan dari Korut. Hal ini dikarenakan Korsel dan Jepang merupakan negara dengan tingkat perekonomian yang cukup tinggi sehingga AS mau menjaga keamanan internasional kedua negara tersebut.
“Amerika Serikat sendiri tidak ada kepentingan dengan Korea Utara melainkan menjaga aset-aset yang dimilikinya, dalam kata lain Korea Selatan,” ujar Ibu Dian.
Persiapan
Peluncuran misil balistik Korut beberapa pekan lalu menyulut pergerakan angkatan laut AS di Samudera Pasifik. Bagi Pyongyang, pelucuran misil balistik hanya latihan tahunan untuk mempersiapkan diri, jika negara terancam. Namun peluncuran roket tersebut melanggar resolusi PBB yang ditetapkan terhadap Korut.
Pentagon dan Washington mewaspadai kemajuan senjata nuklir Pyongyang. Hal ini dikhawatirkan akan mampu menyerang Amerika Serikat dan sekutunya. Bahkan negara yang sedang dipimpin Kim Jong Un ini menyatakan sanggup hancurkan armada perang AS dan meluncurkan nuklir ke Washington. Perkara ini dipandang oleh AS mengganggu keamanan nasional dan kepentingan politik negaranya di wilayah Asia.
Reporter : Ayu Khasanah
Editor : Erika Sukma