Jakarta – Suara Ekonomi
Fenomena krisis anak melanda negara Indonesia maupun Korea Selatan, mereka memilih langkah kehidupan untuk tidak memiliki anak bahkan tidak menikah. Salah satu kasusnya terjadi pada seorang karyawan perusahaan keuangan di Seoul yang berusia 30 tahun, ia bernama Yoo. Yoo menceritakan semua keluarganya memilikii anak, mulai dari neneknya yang melahirkan enam anak, ibunya melahirkan dua anak, kecuali dirinya yang tidak berkeinginan.
Menurut Yoo “Suami saya dan saya sangat menyukai bayi. Tetapi ada hal-hal yang harus kami korbankan jika kami ingin membesarkan anak. Jadi ini masalah pilihan dan kami sepakat untuk fokus pada diri kami masing-masing,” ujar Yoo mengutip US News, Senin (28/11/2022).
Salah satu penyebab dari fenomena tersebut berkaitan dengan isu masalah lingkungan. Pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak, beranggapan populasi di dunia semakin meningkat tidak sejalan dengan ketersediaan pangan serta kesehatan bumi. Selain itu, beberapa pasangan juga mengalami kekhawatiran tentang kemampuan mengasuh maupun merawat anak.
Penyebab lainnya, mungkin saat masih anak-anak mereka memiliki kenangan yang kurang baik dan hal tersebut menjadi alasan mereka untuk tidak mempunyai anak. Keadaan finansial juga dapat menjadi faktor seseorang tidak berkeinginan memiliki anak. Mereka mungkin memilih untuk mendanai kebutuhan pribadi, dari pada mengeluarkan uang untuk kebutuhan anak yang pasti tidak sedikit nominalnya.
Akankah childfree membuat finasial lebih baik. (Sumber : jaringanprima.co.id).
Alasan generasi sekarang memilih tidak mempunyai anak yang paling mendasar, yaitu mereka sadar besarnya tanggung jawab sebagai orang tua dan mungkin memiliki luka saat masih anak-anak. Beberapa pasangan berusaha untuk menyiapkan mental untuk memiki anak. Mereka tidak ingin anak mereka merasakan luka yang pernah mereka alami pada masa kecil.
Berikut ini beberapa alasan lain generasi sekarang tidak ingin memiliki anak :
- Dapat terjadi masalah dalam hubungan ketika jenis kelamin anak yang di dapat tidak sesuai keinginan mereka.
- Para wanita mengalami rasa cemas akan perubahan badan mereka saat mengandung, maupun setelah melahirkan.
- Kebanyakan generasi millenial yang tidak memiliki anak, mereka lebih tertarik kepada karir untuk bisa memenuhi keinginan mereka.
- Ketakutan tidak bisa memenuhi kebutuhan anak baik secara finansial, pendidikan, maupun kehidupan sehari-harinya.
Berikut beberapa dampak positif dari ketidakmauan generasi sekarang untuk memiliki anak :
- Tidak ikut meningkatkan kepadatan populasi di dunia. Dikutip dari Psychology Today ”Menjadi pasangan childfree bisa memberikan kesempatan bumi untuk memulihkan sumber daya alam agar lebih besar.”.
- Tidak berlebihan terbebani dengan aspek kehidupan, seperti sosial dan finansial.
- Bisa memfokuskan kehidupan lebih kepada diri sendiri maupun pasangan, contohnya memenuhi target hidup dan mengejar karir.
Selain dampak positif yang dihasilkan, berikut beberapa dampak negatif yang ada :
- Tidak mempunyai orang yang bisa diandalkan untuk merawat pada masa tua nanti.
- Kurang cocok dalam sebuah kelompok dimana sebagian mereka sudah ada peran sebagai orang tua.
- Mempunyai rasa kesepian ketika mengalami pertambahan usia.
Salah satu dampak untuk masa depan jika banyak pasangan yang memilih tidak memilki anak, yaitu jumlah penduduk produktif di masa depan akan sedikit. Hal tersebut dapat berpengaruh pada masalah ketenagakerjaan dan masalah sosial di masa depan. Sebagai masyarakat yang baik kita harus pandai berpikir kritis dan tidak boleh menghakimi keputusan pasangan yang memutuskan untuk tidak meiliki anak.
Tidak boleh menghakimi keputusan childfree. (Sumber : majalah.tempo.co).
Seperti menurut Psikolog Universitas Airlangga (Unair) “Kita tidak boleh menghakimi pilihan seseorang karena hak untuk memiliki anak atau tidak merupakan pilihan pribadi. Yang penting, jangan mudah ikut arus dan masyarakat harus kritis,” ujar Dr. Neny dikutip dari laman Unair, Selasa (21/2/2023).
Reporter : Amanda Putri
Editor : Kintan Gusti Pratiwi