Jakarta – Suara Ekonomi.

Lembaga Pers Mahasiswa Kontak APP (Akademi Pimpinan Perusahaan) menyelenggarakan seminar & talkshow yang bertemakan ‘Manufaktur Cina Melemahkan Indonesia’. Acara ini bertempat di Auditorium Politeknik APP Jakarta pada pukul 10.00 WIB yang diketuai langsung oleh saudari Agatha Christine.

Dimulai dengan open registrasi pada pukul 08.30 WIB serta dihadiri beberapa peserta dan tamu undangan dari berbagai Lembaga Pers Mahasiswa. Dengan rangkaian acara seminar, talkshow, hiburan dan diskusi film yang menghadirkan beberapa pembicara dari perwakilan FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia), Ibu Rahmi dari IGJ (Indonesian For Global Justice), M.Irham dari AJI (Aliansi Jurnalistik Independen Indonesia). Dan adanya hiburan yang di meriahkan oleh Teater Merah, IMJ dan sebagainya.

Bagus selaku Pimpinan Umum Kontak (paling kiri), M. Irham, selaku perwakilan dari AJI (sebelah pimum kontak), Ibu Rahmi, selaku perwakilan dari IGJ (tengah), Agatha Christine, selaku Ketua Pelaksana, host di acara tersebut (paling kanan)

Apa itu Manufaktur? Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan perlatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah untuk menjadi barang jadi untuk dijual. Sedangkan di Indonesia saat ini industri manufaktur banyak dikuasai perusahaan China. Selain industri manufaktur, tenaga kerja asal China pun mulai memasuki bidang buruh di Indonesia setelah kerjasama antara China dan Indonesia.

Adapun manufaktur Indonesia mulai bangkit. Sebagian produknya telah berhasil menguasai pangsa pasar dunia. Perkembangan sektor manufaktur harus diperhatikan mengingat perdagangan bebas ASEAN-China semakin marak. Hal itu tentu membawa dampak positif dengan tuntutan industri manufaktur nasional harus makin kreatif dalam memproduksi barangnya. “Manufaktur Indonesia Juga mampu bersaing dengan manufaktur China,” ujar Agatha Christine, selaku Ketua Pelaksana.

Agatha Christine, selaku Ketua Pelaksana.

Dapat kita ketahui manufaktur China di Indonesia dilihat dari Sejarah kerjasama, produk yang dihasilkan, harga penjualan maupun pekerja asal China yang datang ke Indonesia “Dimana kita mengetahui manufaktur China dalam memproduksi barang berani menaruh harga yang rendah dibandingkan manufaktur Indonesia dengan salah satu contoh besar nya peminat smartphone China di Indonesia,” ujar Irham.

Jika kita lihat di Indonesia walaupun kaya akan Sumber Daya Alam namun untuk produksi tertentu ada bahan baku yang harus impor dari luar negeri. Padahal potensi dalam negeri bisa di optimalkan, jika di China biaya bahan mentahnya murah. Hal ini membuat biaya produksi murah dan efisien. Kita lihat dari segi tenaga kerjanya penduduk Indonesia juga banyak tetapi keunggulan komparatif dalam upah murah telah kalah bersaing. Sementara di China jumlah penduduk yang sangat banyak menjadikan China memiliki upah buruh yang sesuai “Khusus untuk konsolidasi modal saat ini khususnya China paska 2009 pertumbuhan ekonominya cukup tinggi dibandingkan Negara Amerika dan Uni Eropa,” ujar Ibu Rahmi sebagai perwakilan dari IGJ (Indonesian For Global Justice).

“Harapan saya masyarakat bisa lebih mengetahui lagi tentang keadaan manufaktur-manufaktur di Indonesia dan mampu mengimplementasikan ilmu-ilmu yang diberikan pembicara dari awal sampai ahir,” ujar Agatha Christine, selaku Ketua Pelaksana.

B.J Habibie pernah berkata “Hanya anak bangsa senidiri lah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia. Tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain!” Maka dari itu pemerintah harus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Jika dukungan dari pemerintah hanya bualan bagaimana Sumber Daya Manusia Indonesia bisa membangun ekonomi Indonesia sendiri.

Reporter : Judith Dwi Prasetya

Editor : Theresia Somasiga F.D.