Mengenal Teknologi Mesin Hybrid Yang Ramah Lingkungan

0
1880

Jakarta – Suara Ekonomi

Banyaknya kendaraan bermotor membuat polusi udara semakin menumpuk. Salah satu penyebabnya yakni penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang dipakai hampir seluruh jenis kendaraan. Adanya teknologi mesin hybrid disebut-sebut akan menjadi permulaan transportasi masa depan yang lebih ramah lingkungan.

Mesin hybrid adalah sebuah teknologi yang menggabungkan mesin bensin dan motor listrik tenaga baterai sebagai penggerak mobil. Penggunaan mesin hybrid dikatakan ramah lingkungan karena penggunaan bahan bakar minyak yang lebih sedikit. Sudah banyak perusahaan besar yang mengeluarkan mobil hybrid dalam deretan produknya. Salah satunya Toyota, BMW dan Mercedes-Benz.

Cara kerja mesin hybrid yaitu mesin bensin digunakan bergantian dengan motor listrik tenaga baterai. Yang mana jika mesin bensin dirasa tidak dibutuhkan, maka motor listrik yang akan bekerja. Lalu jika dirasa membutuhkan perfoma yang lebih, maka keduanya akan bekerja bersamaan.

Salah satu cara untuk mengisi ulang motor listrik yaitu dengan menjadikan rem sebagai sumber energi. Putaran roda saat pengereman berfungsi sebagai generator dari energi gerak menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh roda disimpan pada baterai mobil untuk energi penggerak motor.

Kelebihan mobil hybrid cukup signifikan, yaitu lebih irit bahan bakar dibandingkan mobil nonhybrid. Hal yang membuatnya irit bahan bakar karena kendaraan hybrid memanfaatkan dua jenis mesin yang bekerja bergantian. Oleh karena itu mesin bensin tidak hidup terus menerus. Sehingga mobil hybrid rendah emisi gas buang dan performanya juga akan meningkat dibandingkan mobil biasa. Tapi hingga kini mobil dengan mesin hybrid masih memiliki harga jual yang tinggi.

Pemerintah Indonesia sangat mendukung pengembangan teknologi ini karena dapat mengurangi polusi udara dari asap kendaraan. Salah satunya dengan mendorong produksi kendaraan yang beremisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV). “Yang dimaksud pengembangan produksi kendaraan dengan emisi karbon rendah dan fuel economy lebih tinggi, seperti kendaraan dengan teknologi hybrid yang konsumsi bahan bakarnya sekitar 20-28 kilometer per liter dan di atas 28 kilometer per liter,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartaro yang dilansir dari kemenperin.go.id.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga telah berdiskusi dengan para pelaku industri otomotif nasional yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO). Diskusi tersebut perihal upaya pengembangan kendaraan masa depan yang ramah lingkungan dan telah mendapat masukan serta respons positif.

Reporter: Jazmi R

Editor: Anita Permata S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini