Jakarta – Suara Ekonomi
Awal tahun 2020 dikejutkan dengan munculnya wabah pneumonia wuhan, yang disebabkan oleh virus corona. Novel coronavirus disebut juga 2019-nCoV adalah virus baru yang menyerang sistem pernafasan manusia. Virus tersebut juga mirip dengan SARS, yang mewabah di seluruh dunia pada tahun 2003 silam.
Virus corona mulai mewabah di kota Wuhan, China pada bulan desember lalu. Virus ini diduga berasal dari Huanan Seafood Market yang terletak di pusat kota Wuhan. Pasar tersebut menjual berbagai jenis makanan unik, yang jarang ditemui di pasar pada umumnya. Mulai dari anak serigala, buaya, salamander raksasa, ular, tikus, landak, daging unta hingga musang. Oleh karena itu, virus ini disebut juga sebagai virus wuhan.
Virus ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Hingga saat ini, terdapat 16 negara yang sudah mengonfirmasi adanya kasus tersebut. Yaitu, China, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, Perancis, Nepal, Australia, Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Jerman, dan Kamboja. Korban meninggal dunia akibat virus corona pun terus bertambah setiap harinya. Otoritas Kesehatan Tiongkok menyatakan pada Selasa, 28 Januari 2020, korban meninggal karena virus corona meningkat menjadi 107 orang. Sementara itu, terdapat 4.474 orang di berbagai negara telah terinfeksi virus mematikan ini, dan 63 orang dinyatakan pulih.
Dilansir dari situs WHO, terdapat tanda-tanda dan gejala klinis yang disebabkan oleh virus corona. Yaitu, flu disertai batuk, kemudian jika memberat akan menyebabkan demam dan infeksi radang tenggorokan. Hingga saat ini, belum tersedia vaksin terkait virus corona itu sendiri. Akan tetapi, WHO menyarankan bagi masyarakat umum untuk mengurangi risiko penularan berbagai penyakit. Seperti, kebersihan tangan, pernapasan, dan praktik makanan yang aman.
Untuk penanganannya dapat dilakukan dengan cara, pasien terduga mengidap virus corona akan ditempatkan dalam ruang isolasi. Tujuannya, agar penularan ke orang lain dapat dicegah. Jika masih menunjukan gejala awal, pasien akan mendapatkan obat demam, batuk dan flu, disertai dukungan makanan yang sehat. Namun, jika pasien sudah pneumonia, maka diinfus karena membutuhkan cairan yang banyak, dan diberikan obat lainnya.
Adapun pencegahan penularan virus corona dari WHO yang dijabarkan sebagai berikut:
- Sering membersihkan tangan dengan sabun dan air berbasis alkohol.
- Saat batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung dengan siku tertekuk atau tisu. Segera buang tisu dan cuci tangan.
- Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk.
- Jika menderita demam, batuk, dan sulit bernapas, segera cari perawatan medis lebih awal dan bagikan riwayat perjalanan sebelumnya dengan penyedia layanan kesehatan.
- Ketika mengunjungi pasar langsung di daerah yang saat ini mengalami kasus coronavirus baru, hindari kontak langsung tanpa perlindungan dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan.
- Konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang harus dihindari. Daging mentah, susu, atau organ hewani harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah, sesuai praktik keamanan pangan yang baik.
- Tidak lupa juga, untuk menggunakan masker saat di ruang publik.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan status siaga satu untuk virus corona di Indonesia. Langkah tersebut dilakukan guna meminimalisir penyebaran virus corona masuk ke Tanah Air. Sejauh ini, pemerintah telah mengambil langkah preventif, dengan memperketat pengawasan kedatangan Internasional di bandara. Terutama penumpang yang datang dari negara terjangkit, dengan menggunakan kamera pemindai suhu tubuh (Thermal Scanner) dan penanganan dini (Surveilans Syndrome).
Kemenkes mengungkapkan, hingga saat ini belum menemukan pasien di Indonesia yang terinfeksi virus corona. Kemenkes menghimbau agar masyarakat tidak panik, menggunakan alat pelindung diri, serta berperilaku hidup sehat. Agar terhindar dari segala macam penyakit, dan menghindari tempat-tempat yang terjangkit virus corona.
Reporter : Danna Rizki
Editor : Jioti Nurhaliza