Jakarta – Suara Ekonomi
Cover Belakang Buku Nanotechnology Management StyleTeknologi Nano sesungguhnya dapat diaplikasikan ke dalam berbagai disiplin ilmu yang dilakukan dari skala nano, yaitu atom dan molekul. Buku ini merupakan mahakarya Dr. Mochtar Riady. Beliau mengatakan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi sesungguhnya seperti makhluk hidup. Perusahaan juga dapat mengalami proses kelahiran, menjadi dewasa, tua, berpenyakit, dan mengalami kematian, karena unsur manusia di dalam sebuah perusahaan sangat menentukan.
Bapak Mochtar Riady, selaku founder Lippo menggambarkan perusahaan seperti tubuh manusia. Mengalami gangguan kesehatan merupakan hal yang sudah tidak asing lagi, begitu pula perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil generic symptom-nya. Dengan melalui prosedur general checkup yang baik serta akurat, perusahaan bisa mengetahui jenis penyakit yang dideritanya. “Tanpa mengetahui jenis penyakit dan permasalahannya secara mendalam, suatu perusahaan akan sulit melakukan langkah-langkah pengobatan,” tuturnya dalam seminar di Jakarta, pada penghujung 2004.
Salah Satu Halaman Buku Nanotechnology Management Style.
Lantas bagaimana cara mendiagnosis kesehatan suatu perusahaan?
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memetakan persoalan. Pemetaan sangat diperlukan untuk memperlihatkan permasalahan yang sesungguhnya. Setelah itu, diagnosis persoalannya dan disertai hipotesis. Selanjutnya, diperlukan metodologi survei. Salah satunya, Corporate Culture Assessment yang biasanya digunakan untuk memetakan persoalan tentang kultur organisasi. Responden diberi assessment tentang bagaimana persepsi dirinya terhadap kultur perusahaan saat ini dan masa mendatang. Proses ini dapat memakan waktu satu bulan atau lebih.
Hasil pemetaan mengenai persepsi perusahaan cenderung mengarah kepada tipe The Clan Culture dan The Hierarchy Culture. Maksudnya, hierarki organisasi perusahaan sudah sangat berjenjang dan teratur disertai job description yang jelas dan tegas. Perusahaan juga sangat concern pada kesetiaan dan kontribusi karyawan. Akan tetapi, terdapat persepsi bahwa perusahaan tidak terlalu agresif dan berorientasi ke pasar. Di samping itu, kultur perusahaan dipersepsikan sangat hati-hati, konservatif dan struktural sehingga terkesan bergerak lambat di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Dari hasil pemetaan tersebut, paling tidak manajemen dapat melihat persoalan yang mengganjal di tubuh organisasinya. Hanya saja, dalam implementasinya, manajemen juga perlu didukung dengan alat yang lain, agar penyakit di perusahaannya dapat segera diobati.
Bila perusahaan mendeteksi penyakit sejak dini, bukan mustahil berbagai masalah kronis di dalamnya dapat diatasi dengan cepat tanpa harus menimbulkan gejolak. Masalahnya, seperti yang terjadi pada manusia umumnya. Diagnosis biasanya baru dilakukan bila kondisinya sudah sangat parah. Bila itu yang terjadi, bersiaplah mencari obat yang ampuh. Entah itu restrukturisasi besar-besaran, atau bahkan mengamputasi jumlah karyawan.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa dengan diterapkannya konsep nano, pengelolaan bidang usaha yang terlihat kompleks dan rumit, seperti perbankan dan ritel faktanya hanya bertumpu kepada hal-hal yang kecil dan sederhana, yaitu single person, single duty, single action dan single material.
Keunggulan dari buku ini adalah mempunyai cover yang menarik dan sangat bermanfaat guna menambah wawasan dalam menjalankan sebuah perusahaan. Setelah membaca buku ini, kita dapat mengantisipasi perkembangan perusahaan yang sewaktu – waktu akan mengalami penurusan hasil ataupun kualitas. Namun, terdapat kesulitan sendiri bagi pemula untuk memahami buku ini. Dalam buku Nanotechnology Management Style banyak bahasa yang sangat tinggi tarafnya dan sulit dimengerti bagi orang awam.
Cover Belakang Buku Nanotechnology Management Style.
Informasi terkait buku Nanotechnology Management Style
Judul : Nanotechnology Management Style
Pengarang : Dr. Mochtar Riady
Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, September 2004
Halaman : 257
Reporter: Monalisa Elizabeth & Nabila Balqist
Editor: Anita Edenia Rahma