Media pers, dalam bentuk surat kabar, majalah, tabloid, dan buletin, menjelma menjadi sarana penyampaian yang esensial kepada masyarakat. Memegang peran ganda, pers bukan hanya sebagai penyampai informasi, namun juga sebagai penyaji hiburan dan pengamat lingkungan. Melampaui sekadar pemberi berita, pers merangkum berbagai fungsi kritis, menjadi suara kritis dalam mengeksplorasi realitas sosial. Dalam ranah akademis, istilah “PERSMA” menyiratkan konsep pers yang dikelola oleh mahasiswa, menjadikannya wadah unik yang menciptakan platform untuk eksplorasi dan penyampaian gagasan serta kritik dari perspektif mahasiswa.

Sejarah Persma memiliki akar tradisi mahasiswa yang “melek” terhadap isu-isu sosial dan kebutuhan akan saluran komunikasi yang independen. Di negara kita, awal mula Persma dapat ditelusuri pada masa awal pergerakan mahasiswa pada era 1920-an. Namun, perkembangan yang lebih signifikan terjadi setelah Kemerdekaan Indonesia. Pada era 1950-an, Persma mulai bermunculan sebagai wadah ekspresi mahasiswa yang berperan aktif dalam menyuarakan aspirasi dan mengkritisi isu-isu zaman. Selama berlangsungnya periode Orde Baru, Persma menghadapi berbagai keterbatasan dan tekanan, namun tetap berperan sebagai suara kritis di tengah ketegangan politik. Seiring berjalannya waktu dan reformasi, Persma terus berkembang menjadi entitas media yang lebih profesional dan beragam di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, menjalankan peran penting dalam menyampaikan informasi, aspirasi, dan pemikiran kritis mahasiswa.

Pers Mahasiswa, sebagai entitas media yang dikelola oleh mahasiswa, menjadi perwakilan vital dalam ranah perguruan tinggi. Dengan fokus pada isu-isu seputar lingkungan kampus, baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional, Pers Mahasiswa menjadi penjelajah berdedikasi dalam merunut dan menyajikan informasi yang relevan. Prosesnya melibatkan tahapan mulai dari pencarian informasi, penulisan yang cermat, perancangan tata letak yang estetis, hingga proses pracetak yang teliti dan distribusi yang luas. Dalam perannya sebagai media, Pers Mahasiswa tak sekadar menyampaikan informasi, namun juga menjadi corong aspirasi, sarana pendidikan, dan pembangunan intelektual di kalangan mahasiswa.

Peran dan fungsi pers mahasiswa melampaui sekadar kontribusi konvensional, melainkan membentuk dimensi yang sangat besar dan memiliki dampak yang signifikan. Dalam rangka ini, mari kita telaah lebih rinci dan mendalam mengenai beragam fungsi dan peran yang diemban oleh pers mahasiswa.

  1. Media Informasi dan Komunikasi Internal: Pers Mahasiswa sebagai jembatan komunikasi di kalangan mahasiswa, staf, dan fakultas kampus.
  2. Wadah untuk Melatih Keterampilan Jurnalistik: Pers Mahasiswa adalah pintu bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan jurnalisme. Lewat proses penyuntingan dan peliputan berita, keterampilan jurnalisme mereka terus diperkaya.
  3. Mewakili Suara Mahasiswa: Pers Mahasiswa menjadi wadah untuk menyuarakan opini, aspirasi, dan kekhawatiran terkait isu-isu kampus. Platform tersebut digunakan untuk membahas permasalahan, gagasan, dan inovasi, bagi kepentingan mahasiswa.
  4. Transparansi dan Akuntabilitas: Pers Mahasiswa sebagai saluran yang dipercaya untuk memantau, mengkritisi, dan melaporkan hal-hal di lingkungan kampus.
  5. Pengembangan Budaya dan Kreativitas: Pers Mahasiswa berperan dalam mempromosikan kegiatan budaya, seni, dan kreativitas di kampus. Mereka memberikan liputan kegiatan budaya, seni, dan Acara-acara yang dibuat mahasiswa untuk memperkaya lingkungan belajar. Jadi, Pers Mahasiswa pada kampus itu penting untuk mendorong komunikasi, representasi, partisipasi, dan pengembangan keterampilan bagi mahasiswa.
Tekanan yang diterima Pers ketika mencari informasi. ( Sumber: persfe.com )

Banyak mahasiswa tertarik bergabung dengan Persma untuk mengembangkan keterampilan menulis, wawancara, penyuntingan, dan pemberitaan. Ini membawa manfaat signifikan untuk karir di bidang jurnalistik, media massa, atau komunikasi. Selain itu, melalui Persma, mereka dapat berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang, termasuk tokoh-tokoh penting di kampus. Kesempatan ini membuka pintu untuk kolaborasi, jaringan, dan memperluas lingkaran pertemanan. Namun, tak menutup kemungkinan munculnya tantangan yang dapat memperhambat Persma dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Persma antara lain:

  1. Waktu yang Terbatas: Mahasiswa memiliki jadwal yang padat dengan Tugas-tugas akademis, organisasi, dan kegiatan lainnya.  Hal tersebut menjadi tantangan dalam mengelola waktu untuk meliput berita, sampai menulis artikel secara berkala.
  2. Kehandalan Sumber Informasi: Hambatan mungkin muncul saat mencari dan mengkonfirmasi informasi yang sulit untuk diverifikasi kebenarannya.
  3. Tekanan dan Tuntutan Tenggat: Pers Mahasiswa sering dihadapkan pada tenggat waktu yang ketat. Hal ini dapat menjadi tantangan untuk menghasilkan konten berkualitas tanpa mengorbankan akurasi.
  4. Keterbatasan Kebebasan Pers: Dalam lingkungan kampus ada tekanan kebijakan kampus yang membatasi Pers dalam meliput, menulis beberapa topik, maupun peristiwa.
  5. Kurangnya Pengalaman: Mahasiswa yang baru dalam dunia jurnalistik dapat menjadi hambatan untuk menciptakan konten yang berkualitas.
  6. Tanggapan dari Pembaca dan Komunitas Kampus: Tanggapan pembaca dari komunitas kampus terhadap tulisan, atau liputan dapat menjadi tantangan. Terkadang, menerima kritik yang tidak  selalu positif dapat menjadi hal sulit bagi Persma.
Kegiatan peliputan berita oleh Pers Mahasiswa. ( Sumber: freepik.com )

Meskipun menghadapi hambatan, Dedikasi Persma membawa manfaat bagi pribadi dan kontribusinya pada kampus. Cara mengatasi tantangan Persma, antara lain:

  1. Keterampilan beradaptasi: Persma harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan platform media yang terbarukan.
  2. Menjaga kualitas dan kepercayaan: Di zaman digital ini, Persma dihadapkan pada tantangan kredibilitas dalam pembuatan berita. Salah satu strategi mengatasi hal ini adalah dengan menekankan penulisan berdasarkan fakta dari lapangan dan kemampuan untuk menyajikan bukti otentikasi tulisan.
  3. Mengatasi hambatan teknis: Persma harus mengatasi hambatan dalam menyajikan berita yang atraktif dan cepat.
  4. Pengelolaan waktu dan tenggat waktu: Persma harus memiliki kemampuan cepat tanggap akan peristiwa sekitar dan mengejar waktu yang harus dipenuhi.
  5. Pengalaman dan pengetahuan tentang suatu peristiwa: Persma harus memiliki wawasan tentang peristiwa secara rinci dan kemampuan menyunting dan menyajikan produk yang berkualitas.
  6. Pelatihan dan penguatan:  Persma harus berlatih untuk meningkatkan kualitas program dan merepresentasikan nilai fungsi secara optimal.
  7. Pengaturan payung hukum: Persma harus mampu mengatasi tantangan pengaturan payung hukum agar tidak ada lagi intervensi dan tekanan eksternal yang menghambat fungsi serta independensi Persma.
  8. Koordinasi dan kolaborasi: Persma harus mampu bekerja sama dengan tim, seperti reporter, fotografer, dan staf untuk menghasilkan berita berkualitas.

Dengan semangat dedikasi yang tinggi, Persma membuktikan dengan nyata peran krusialnya dalam membentuk peradaban kampus. Kegigihan dalam menyuarakan aspirasi, ketajaman dalam menyampaikan informasi, serta keragaman dalam melibatkan berbagai elemen kampus menjadi pilar kekuatan Persma. Semakin profesional dan terhubungnya jejaring antarmahasiswa, staf, dan fakultas melalui wadah ini menandakan bahwa Persma bukan hanya sekadar penyampai berita, melainkan garda terdepan dalam membentuk wawasan, memotivasi perubahan, dan menyatukan suara kampus menuju masa depan yang lebih cerah. Teruslah bersinar, Pers Mahasiswa, sebagai pilar kebebasan, informasi, dan perubahan positif di dunia kampus!

Reporter : Renita
Editor : Amanda

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini