Jakarta – Suara Ekonomi.

Banyak program pemerintah yang dibuat untuk kesejahteraan baik dari segi kesehatan, pendidikan maupun perekonomian. Di bidang ekonomi pemerintah banyak membuat gagasan, salah satunya program Beras Miskin (Raskin). Raskin merupakan beras bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sekaligus sebagai upaya pemerintahan untuk memberikan perlindungan sosial. Namun, sejak awal 2017 raskin resmi berubah kedalam bentuk voucher pangan (e-voucher).

Latar belakang berubahnya raskin menjadi e-voucher adalah agar penyaluran bahan pangan bersubsidi tersebut semakin baik. Program ini juga dinilai akan lebih efektif untuk menekan angka kemiskinan, karena selama ini penyaluran raskin dinilai kurang tepat sasaran. Selain untuk penyaluran yang lebih baik, berubahnya raskin juga sebagai bahan evaluasi pemberian raskin sekaligus sebagai update data penerima bantuan pemerintah tersebut.

Beberapa waktu lalu presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa ia akan mengganti program raskin menjadi Program Voucher Pangan atau e-Voucher. Akan ada 44 Kota di Indonesia yang akan diberlakukan program Voucher Pangan ini dan Sampai saat ini sudah terealisasi di beberapa daerah diantaranya Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Surakarta, Malang, Medan dan Makassar.

Sebelum menentukan sasaran, pemerintah juga mendata ulang siapa saja yang masih layak menerima bantuan dan yang tidak, dikarenakan khawati akan terulang kembali kecurangan dari program-program sebelumnya. Pada tahun 2017 pemerintah akan mulai mencoba di 44 Kota. Jika berhasil akan dicoba di beberapa kabupaten pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 akan diterapkan secara menyeluruh.

Sasaran pemberian raskin non tunai atau e-voucher ini adalah sebanyak 15 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). Mereka yang berhak menerima Voucher Pangan ini sendiri yaitu Buruh yang bukan karyawan swasta, masyarakat berpendapatan dibawah Rp. 1,5 juta, masyarakat yang memiliki kendaraan yang kurang memadai, memiliki rumah dengan alas ubin dan lain sebagainya.

Voucher Pangan ini sendiri berbentuk kartu layaknya Kartu Indonesia Pintar yang nantinya akan berisi Rp. 110.000,00. Jika sebelumnya Rumah Tangga Sasaran Hanya bisa memenuhi kebutuhan nya sebatas beras, dengan adanya program pengganti raskin ini masyarakat berekonomi rendah bisa membeli telur, gula, dan kebutuhan pangan lainya. Jadi diharapkan kebutuhan gizi masyarakat juga akan tercukupi tidak hanya dari karbohidrat saja. Penukaran Voucher Pangan ini juga hanya bisa dilakukan di toko-toko yang sudah ditentukan.

Dalam rapat terbatasnya pada 16 Maret lalu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan harapanya terkait program e-voucher, dengan adanya program ini beliau berharap rakyat yang belum sejahtera dan belum mampu akan memiliki lebih banyak pilihan dengan bisa membeli sembako di pasar atau toko dengan kualitas yang lebih baik. Lebih jauh Presiden RI ke-7 ini juga menyampaikan bahwa pedagang-pedagang sembako di pasar juga bisa mendapatkan tambahan peluang usaha dan bisa dipercayakan.

                                                   Reporter : Desi Rahmawati

Editor : Nurul Zahara