Jakarta – Suara Ekonomi.
Ibu kota kembali memanas, belum tuntas masalah kenakalan remaja yang menyebut kumpulannya sebagai gengster. Kali ini kembali menjadi sorotan masyarakat, teror bom bunuh diri di terminal bus Transjakarta Kp.Melayu pada hari Rabu, 24 Mei 2017. Dua Tersangka bom bunuh diri ini tewas di Tempat Kejadian Perkara(TKP) sementara ini identitas kedua pelaku belum diketahui. Hingga saat ini motif dari tindakan bom bunuh diri tersebut masih dalam proses penyelidikan kepolisian.
Sejauh ini berdasarkan olah TKP yang dilakukan oleh Mabes Polri beserta gabungan Tim Densus 88 anti teror telah ditetapkan 2 tempat kejadian perkara. Tepat pukul 21.00 WIB ledakan pertama terjadi di depan toilet umum terminal bus Transjakarta. Selang beberapa menit kemudian tepatnya pukul 21.05 WIB disusul ledakan kedua tepat di halte terminal Bus Trans Jakarta. Ditemukan 3 korban meninggal dunia dan 6 orang luka-luka, yang keseluruhan merupakan anggota Sabhara Polda Metro Jaya. Bripda Taufan Tsunami(alm) saat ini sudah dimakamkan di rumah duka, Bripda Ridho Setiawan(alm) dimakamkan di Lampung dan yang terakhir Bripda Imam Gilang Adinata(alm) dimakamkan di Klaten.
Selain dari anggota kepolisian, beberapa masyarakat sipil pun turut ikut menjadi korban atas teror bom bunuh diri tersebut. Diantaranya, sdr.Agung (supir kopaja), sdr.Damai S (supir mikrolet), sdr. Tasdik (karyawan BUMN), sdri. Susi A Fitriani (Mahasiswi), sdri. Jihan (Mahasiswi). Untuk korban luka-luka saat ini sedang di rawat di beberapa rumah sakit RS. Primer, RS.Hermina, dan RS. IR Sukanto.
Dalam acara Konferensi Pers Mabes Polri terkait teror bom bunuh diri tersebut, pihak kepolisisan menjelaskan kronologis kejadian berdasarkan keterangan saksi atas nama Bripda Febriyanto. Jam 9 malam saksi sedang dinas pengamanan pawai obor, saat sedang berkeliling mendengar ledakan pertama lalu mendatangi TKP. Kemudian mencium bau menyengat dan melihat kepulan asap putih dan korban yang tergeletak. Saat itu saksi mencoba mengevakuasi korban. Namun, saat sedang melakukan evakuasi terjadi ledakan ke 2 yang berjarak sekitar 10 meter dari tempat ledakan pertama. Saksi panik dan menjauhi TKP dan selanjutnya meminta bantuan.
“Saat ini barang bukti yang ditemukan oleh teman-teman yang melakukan penyelidikan di TKP diantaranya potongan tubuh, lempengan alumunium, serpihan kain, serihan ransel, serpihan material yang di duga material bom, cassing handpone, KTP, foto copy KTP, dan struk pembelian panci di sebuah mini market di daerah Padelarang. Dari hasil barang bukti tersebut ada beberapa kesamaan dengan dengan kasus di Bandung beberapa waktu lalu,” Irjen Pol Setyo Wasisto membeberkan beberapa barang bukti yang ditemukan di TKP.
Tiga polisi yang gugur dalam peristiwa ini mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta. Kenaikan pangkat tersebut berdasarkan Keputusan Kapolri nomor 531/V/2017. “kapolri telah memberikan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta atau setingkat lebih tinggi kepada anggota yang telah gugur menjalankan tugas negara,” ujar Setyo di Komplek Kadiv Humas Mabes Polri.
Kemudian Setyo menyampaikan pesan dari Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian. Atas nama pimpinan Polri, mengucapkan turut berduka cita atas gugurnya putra-putri terbaik Polri dalam melaksanakan tugas negara. Kapolri menyampaikan ikut prihatin atas jatuhnya korban baik anggota Polri dan masyarakat sipil yang sebenarnya tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa.
Reporter : Merista Rahmani
Editor : M. Rizal Arbianto