Jakarta – Suara Ekonomi
Sejak peluncurannya pada Desember 2017 lalu, “The Greatest Showman” menjadi tontonan yang populer di kalangan penikmat film. Dengan mengusung tema drama musikal menjadikan film ini ramai diperbincangkan. “The Greatest Showman” berhasil mencuri perhatian dari segi lagu, penampilan dan para pemainnya. Bagaimana tidak, film ini diperankan oleh aktor peraih nominasi Academy Award, Hugh Jackman, bersama dengan aktor dan aktris terkenal lainnya seperti Zac Efron, Michelle Williams, Rebecca Ferguson dan Zendaya. Lagu yang terdapat dalam film ini ditulis oleh Benj Pasek dan Justin Paul yang juga menulis lagu untuk drama musikal La La Land 206 silam.
Ketika 20th Century Fox merilis trailer “The Greatest Showman” pada 28 Juni 2017, film ini diprediksi akan masuk jajaran film box office yang hits. Terutama dengan Bill Condon menjadi salah satu penulis naskah yang berhasil menulis dan mengarahkan dua angsuran terakhir “The Twilight Series”, “Gods and Monsters”, dan juga “Beauty and The Beast”. Pada Golden Globe Awards ke-75, “The Grearest Showman” mendapat nominasi untuk Best Motion Picture – Musical or Comedy for Jackman. Sedangkan lagunya, “This is Me”, berhasil memenangkan Golden Globe Awards untuk kategori Best Original Song dan dinominasikan untuk Academy Award. Selain itu, “The Greatest Showman Soundtrack” juga mencapai No.1 di Billboard Chart dengan setara 106.000 eksemplar yang terjual di United States.
Sejak penayangannya, drama musikal “The Greatest Showman” sukses menduduki peringkat ke lima di jajaran box office Amerika di minggu ke dua setelah “The Post” di posisi ke empat dan “Jumanji : Welcome to The Jungle” di posisi pertama. Meskipun tak menduduki puncak box office, film ini tetap sukses. Dimana “The Greatest Showman” berhasil meraih pendapatan sebesar USD 11,8 juta (sekitar Rp 157,3 miliar) di pekan keempat penayangannya secara domestik. Besar kemungkinan, sampai akhir pekan ini film tersebut bakal memperoleh keuntungan hingga lebih dari USD 14,5 juta. Prestasi inilah yang digadang-gadang mengapa “The Greatest Showman” mampu mengungguli drama musikal fenomenal “LaLaLand”. Dimana “LaLaLand” berhasil mengantogi $14,5 juta dari seluruh penayangannya di bioskop di kawasan Amerika Utara.
“The Greatest Showman” terinspirasi dari kisah P.T Barnum (Phineas Taylor Barnum). Dimana ia menghasilkan karyanya bernama Barney & Circus dan kehidupan atraksi bintangnya. Berawal dari sekilas masa kecilnya Barnum sebagai anak penjahit yang miskin tinggal di Connecticut. Dalam jangka satu lagu, dia telah dewasa, menikahi kekasihnya ,Charity (Michelle Williams).
Istrinya dan kedua putrinya puas dengan pekerjaan mereka, karena mereka terlalu berbudi luhur untuk peduli dengan uang. Tapi Barnum bermimpi membuat dunia menjadi tempat yang lebih magical, jadi dia membuka Museum Amerika di New York. Pertama, dia mengisinya dengan waxworks dan boneka binatang yang dimakan ngengat, dan kemudian, atas saran dari anak-anak perempuannya yang imut, dia mengumpulkan daftar “keanehan” yang disebut: wanita berjanggut (Keala Settle), anak laki-laki berwajah anjing, seorang pria bertato, dan berbagai proto-hipsters lainnya yang diberi kesempatan untuk bangga dengan atribut tunggal mereka.
Barnum menyelesaikan semua ini dengan sangat mudah, tapi meski penjualan tiket segera melonjak, dia harus tahan dengan sombong yang mengejeknya dan preman mabuk yang meneriakkan ketidaksetujuan mereka. Yang sebenarnya dia inginkan bukanlah menjadi “Pangeran Humbug” tapi diterima di masyarakat tinggi. Dan disitulah segala sesuatunya menjadi rumit. Dia mempekerjakan drama wanuang, Phillip Carlyle (Zac Efron), untuk mengelompokkan aksinya, tapi Carlyle mendapat lidah bergoyang-goyang dengan berpegangan tangan dengan artis trapeze hitam (Zendaya). Dan ketika Barnum mengatur soprano klasik yang dikenal sebagai “nightingale Swedia” (Rebecca Ferguson) untuk mengunjungi aula konser termegah di Amerika, ada desas-desus bahwa hubungan mereka bersifat pribadi dan juga profesional.
Meskipun, “The Greatest Showman” adalah tentang kehidupan musik dan sirkus, namun ada pesan nyata di balik film ini. Sebuah pesan yang harus dikaitkan dengan dunia saat ini mengenai penerimaan, keberanian, dan pentingnya merangkul dari semua jenis. Selain itu, pesan di mana kita tidak boleh menilai orang dari latar belakang mereka dan juga mengikuti impian kita tidak peduli apa yang terjadi.
Genre: Drama, Musikal
Sutradara: Michael Gracey
Produser: Laurence Mark, Peter Chernin dan Jenno Topping
Penulis: Jenny Bicksdan Bill Condon
Pemain: Hugh Jackman, Zac Efron, Michelle Williams, Rebecca Ferguson, dan Zendaya
Musik: John Debneydan Joseph Trapanese
Penyunting: Tom Cross, Robert Duffy, Michael McCusker, Jon Poll dan Spencer Susser
Perusahaan: Chernin Entertainment, Seed Productions, Laurence Mark Prodductions, TSG Entertainment
Produksi: 20th Century FOX
Tanggal Rilis: December 29, 2017 (USA)
Durasi: 105 minutes
Negara: United States
Bahasa: English
Reporter: Artha Galuh Krisnandita
Editor: Tri Agustina