Jakarta – Suara Ekonomi

Di masa pandemi seperti ini, banyak orang yang terinfeksi Covid-19 dan juga mengalami badai sitokin. Hal tersebut karena badai sitokin ini memang rentan menyerang pasien Covid-19. Akan tetapi, badai sitokin bisa juga terjadi kepada siapapun dan karena sebab apapun.

Ilustrasi Badai Sitokin ( Sumber: cnnindonesia.com )

Selain Covid-19, badai sitokin juga menjadi salah satu perhatian di masa pandemi seperti ini. Sitokin sendiri adalah protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Serta beberapa di antaranya sebagai peredam rasa sakit. Pada keadaan normal, sitokin membantu sistem imun dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Namun, apabila tubuh memproduksi sitokin secara belebihan justru akan mengganggu sel normal.

Melansir dari Very Well Health, badai sitokin bukanlah penyakit, melainkan masalah medis serius yang dapat terjadi karena penyebab tertentu. Kondisi ini juga kadang-kadang disebut sebagai sindrom pelepasan sitokin, CRS, atau hanya badai sitokin. Sindrom badai sitokin mengacu ketika sistem kekebalan tubuh memproduksi terlalu banyak sinyal inflamasi. Terkadang badai sitokin ini dapat menyebabkan kegagalan organ hingga kematian pada manusia.

Badai sitokin dapat menyebabkan gejala-gejala yang terkadang ringan seperti flu. Hal ini dapat memicu sejumlah infeksi seperti influenza, pneumonia, dan sepsis. Biasanya, badai sitokin terjadi pada pekan kedua di hari ke 7-10 setelah timbulnya penyakit. Pasien yang mengalami badai sitokin ini akan merasakan kesulitan untuk bernapas.

Mengenal Badai Sitokin Pada Pasien Covid-19 ( Sumber: Kompas.com )

Terlebih untuk seseorang yang juga terpapar Covid-19 hal itu cukup serius, sehingga dapat mengakibatkan pasien kehilangan nyawa. Gejala badai sitokin yang dialami pada penderita Covid-19 bisa parah hingga dapat mengancam jiwa. Selain pasien Covid-19, pengidap flu dan masalah pernapasan dapat merasakan gejalanya. Seperti demam, mual dan muntah, sakit kepala, sakit otot, gemetar, hingga halusinasi. Ketika mengalami gejala tersebut, lakukan penanganan yang tepat seperti istirahat cukup dan segera periksa ke dokter.

Ilustrasi Badai Sitokin Pada Pasien Covid-19 ( Sumber: Suara.com )

Penanganan untuk pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin, biasanya akan dilakukan intubasi ventilator dan Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO). Selanjutnya, dokter akan melakukan perawatan lain dengan memperhatikan kondisi dari pasien. Di antaranya seperti memberikan infus plasma antibodi, obat pengikat protein, dan terapi sel induk.

Adapula antisipasi yang bisa kita lakukan agar tidak mengalami badai sitokin. Di antaranya, yakni menjaga kesehatan tubuh dengan melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, berikut ada beberapa tips agar tidak terinfeksi badai sitokin di saat pandemi ini, seperti:

  1. Memakan makanan bergizi seimbang, supaya asupan nutrisi tubuh terpenuhi dan daya tahan tubuh meningkat.
  2. Rajin berolahraga. Karena cara lain agar daya tahan tubuh meningkat dan stabil, yakni dengan olahraga. Terdapat manfaat dari olahraga, yaitu dapat mengeluarkan bakteri dari paru-paru dan saluran pernapasan. Hal ini membuat anda dapat terhindar dari berbagai penyakit penapasan.
  3. Sering melakukan cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir. Seperti saat sebelum dan sesudah makan ataupun setelah dari kamar mandi.
  4. Menyiapkan makanan dalam kondisi sanitasi, panaskan makanan hingga suhu yang tepat sebelum makan.
  5. Melakukan vaksinasi agar tubuh mendapatkan pertahanan. Karena melalui vaksin dapat mencegah terjangkit dari berbagai virus.
  6. Meminum antibiotik yang diresepkan oleh dokter, dan memastikan untuk mengikuti setiap anjuran yang direkomendasikan.
  7. Menghindari berbagi barang-barang pribadi yang dipakai kepada orang lain. Seperti sikat gigi, sisir, pisau cukur, gelas minum, peralatan dapur, dan lainnya.

Reporter: Putri Oktaviani

Editor: Arieza Rizki Sapdayarga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini