Jakarta – Suara Ekonomi

Ilustrasi Petugas Kesehatan. ( Sumber : https://g.foolcdn.com/ )

Peningkatan kasus Covid-19 yang kembali terjadi selama beberapa minggu membuat masyarakat khawatir. Terlebih, pemerintah menyatakan bahwa puncak lonjakan Covid-19 akan terjadi lagi. Selain trauma dengan kondisi selama dua tahun belakangan, lonjakan kasus ini membuat masyarakat terkejut.

Beberapa pekan lalu pemerintah telah mengubah status pandemi menjadi endemi. Namun hal tak terduga terjadi, dimana terdapat lonjakan kasus secara tiba-tiba. Berbeda dari sebelumnya yang disebut cukup membahayakan, lonjakan kasus ini disebabkan oleh varian terbaru. Varian terbaru tersebut merupakan Omicron BA.4 dan BA.5. Subvarian ini merupakan varian terbaru yang mengadopsi karakter dari varian Omicron dan Delta.

Kedua varian ini merupakan hasil mutasi dari virus-virus sebelumnya, seperti Omicron BA.2 dan BA.3. Kasus dari Omicron BA.4 dan BA.5 sendiri pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Gejala yang dirasakan oleh sejumlah pasien dari varian ini hampir sama seperti sebelumnya. Kendati demikian, masa inkubasi dari Omicron BA.4 dan BA.5 terbilang cepat dibanding varian sebelumnya.

Terkait dengan hal ini, epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menuturkan bahwa gejala yang ditimbulkan berbeda-beda. Misalnya saja perbedaan antara pasien yang telah melakukan vaksinasi dosis lengkap dengan belum.

Menurut Dicky, pasien yang telah melakukan vaksinasi dosis lengkap akan merasakan gejala seperti sakit flu. Hal ini seperti rasa sakit di tenggorokan saat menelan. Namun, bagi pasien yang belum mendapatkan dosis lengkap akan mendapatkan gejala seperti anosmia. Kemudian, merasa lelah berlebihan hingga mengalami kondisi yang diharuskan mendapatkan perawatan medis rumah sakit.

Pasien yang terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5 sama seperti penyebab Covid-19 dari varian sebelumnya. Kemungkinan terbesarnya adalah adanya interaksi secara langsung dengan carrier ataupun pasien positif Covid-19. Varian terbaru ini juga dapat menular kepada pasien yang telah melakukan vaksinasi sekalipun.

Virus Corona. ( Sumber : https://www.evaluate.com/ )

Menurut Mohammad Syahril selaku Juru Bicara Kemenkes RI, masyarakat hanya perlu untuk menjalankan protokol kesehatan. Lalu, masyarakat juga harus menerapkan yang sudah diimbau dan rajin menjaga kebersihan. Beliau juga merekomendasikan agar masyarakat melakukan vaksinasi dosis lengkap dan booster untuk meningkatkan sistem imun. Hal ini juga diperuntukkan guna meminimalkan risiko penularan Omicron BA.4 dan BA.5.

Pemerintah DKI Jakarta sudah mulai melakukan sejumlah persiapan terkait kenaikan kasus ini. Sejumlah strategi telah dipersiapkan seperti menyediakan layanan dan kualitas tenaga kesehatan terbaik. Namun, pemerintah mengharapkan agar masyarakat mau menyadari dan tetap melakukan protokol kesehatan. Hal demikian dilakukan untuk membantu strategi-strategi tersebut berjalan dengan efektif.

Lonjakan kasus ini diharapkan segera mereda karena akan berimbas pada sektor ekonomi. Apalagi, saat ini pemerintah juga telah memberlakukan PPKM Jawa Bali hingga 4 Juli 2022. Jika lonjakan kasus terus terjadi, pemerintah akan memperpanjang PPKM dan membatasi kegiatan masyarakat. Hal itu akan berdampak pada lesunya sektor ini, tak terkecuali untuk para pengusaha. Karena saat ini mereka baru menikmati kenaikan profit sejak berubahnya status Covid-19 menjadi endemi.

Maka dari itu, masyarakat juga diharapkan untuk turut serta dalam mencegah dan menekan lonjakan Covid-19. Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama karena diperkirakan akan terjadi lonjakan kasus. Pemerintah juga berharap agar masyarakat mau melakukan vaksinasi dosis penuh dan booster.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, Omicron. ( Sumber : https://www.liputan6.com/ )

Reporter : Nurkholiffah

Editor : Kintan Gusti Pratiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini