Jakarta – Suara Ekonomi.

Angin segar menyambut persepakbolaan Indonesia setelah pencabutan sanksi oleh federasi sepak bola dunia (FIFA) pada tanggal 13 Mei 2016. Kabar gembira ini di sambut dengan baik oleh seluruh pecinta sepak bola di Indonesia, tak terkecuali para pemain Timnas Indonesia. Mereka sedang mempersiapkan diri untuk tournament 2 tahunan terbesar se- Asia Tenggara.

Banyak tanggapan datang dari berbagai kalangan atas pencabutan ini. Salah satunya yaitu Muhammad Fadhil Alatas (Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya). Menurutnya, pasca pencabutan persepakbolaan Nasional dapat menjadi lebih baik lagi dan dapat segera mengembalikan prestasi terbaik yang dimiliki oleh Indonesia khususnya memperbaiki posisi Indonesia, dalam ranking FIFA. PSSI (Persatuan Sepak Bola Indonesia) selalu berkutat dengan permasalahan internal yang akhirnya memiliki dampak buruk terhadap persepakbolaan Indonesia. Jadi sepertinya pasca pencabutan sanksi ini akan menjadi awal kembalinya kejayaan yang dimiliki oleh persepakbolaan Indonesia.

Muhammad Fadhil Alatas (Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya).

Fahdil juga menambahkan tentang terpilihnya ketua PSSI yang baru. Tanggapan terpilihnya Edi Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI adalah menjadikan organisasi ini lebih ketat terhadap peraturan-peraturan dan lebih menjunjung tinggi NKRI. Khususnya dapat mempersatukan setiap pemain, tim, maupun supporter demi tim nasional. Latar belakang Edi sendiri adalah seorang TNI.

PSSI saat ini sedang menyelenggarakan turnamen yang dinamakan Piala Presiden. Ajang ini sendiri untuk persiapan para tim sebelum dimulainya kompetisi resmi sepak bola Indonesia. Akan tetapi dalam perjalanannya banyak keluhan oleh tim-tim dan masyarakat pecinta sepak bola akibat peraturan yang berbeda jauh dari sebelumnya. Perbedaan itu sendiri terdapat pada perekrutan pemain. Aturannya adalah pemain asing yang boleh 4 orang (3 non Asia + 1 Asia) di Piala Presiden sedangkan di liga (2 non Asia + 1 Asia).

Turnamen Piala Presiden 2017 diikuti 20 tim dan dibagi ke dalam 5 grup, yakni grup A di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Grup B di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Grup C di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Grup D di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar dan grup E di Stadion Ratu Pamelingan/Gelora Bangkalan, Madura.

Liga Indonesia sendiri mengalami perubahan dari segi nama liga dan format perekrutan pemain. Tim-tim yang terbentuk diutamakan pemain U-23. Dengan harapan agar dapat menjadikan Liga Indonesia sebagai langkah untuk membangun tim Nasional yang lebih baik. Timnas Indonesia juga akan dilatih oleh Luis Milla yang berhasil membuat timnas Spanyol U-21 juara Eropa.

“Tapi saya cukup menyayangkan keputusan kontroversial yang hanya memperbolehkan sebuah klub mempunyai pemain maksimal berumur lebih dari 35 tahun hanya 2 pemain per klub. Keputusan ini membuat pemain-pemain senior atau legenda hidup sepakbola Indonesia yang sudah lama bermain dan memiliki prestasi yang cukup baik di persepakbolaan nasional harus segera mencari klub baru atau bahkan pensiun karena regulasi tersebut” terang mahasiswa berumur 21 tahun tersebut.

Terakhir Fadhil berharap regulasi-regulasi yang baru dapat membantu regenerasi pemain di Indonesia, agar pemain-pemain muda Indonesia dapat membawa prestasi dan piala bagi Indonesia. Pada kompetisi Nasional saya berharap permasalahan penunggakan gaji yang selalu terjadi tiap tahun dapat segera diselesaikan dan tidak terjadi lagi. Saya berharap adanya transparasi dana yang dilakukan setiap klub di Indonesia agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi supporter maupun pemain dari klub tersebut.

Reporter : Abdul Gani Subhan

Editor : M. Rizal Arbianto