Gempa Cianjur hancurkan ribuan bangunan 

Jakarta – Suara Ekonomi

Gempa yang mengguncang kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada hari senin (21/11/2022) masih menyisakan duka yang mendalam. Gempa dengan magnitude (M) 5,6 ini memiliki dampak yang sangat besar hingga menelan banyak korban jiwa.

Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan bahwa penyebab gempa Cianjur disebabkan oleh akibat dari pergerakan dari Sesar Cimandiri. Dwikorita juga mengatakan, gempa yang terjadi berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur itu terjadi akibat patahan geser. “Merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser dengan magnitude 5,6” ujarnya.

Menurut situs ESDM Provinsi Lampung, sesar adalah bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif satu blok terhadap blok batuan lainnya. Istilah sesar disebut juga dengan patahan. Sementara pengertian Sesar Cimandiri adalah patahan atau sesar aktif terletak di Jawa Barat dengan orientasi arah Timur Laut dan Barat Daya.

Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Cianjur terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 310 orang meninggal dunia pada Jumat sore (25/11/2022). Direktur BNPB Suharyanto mengatakan, “Peningkatan jumlah korban tewas itu karena ditemukannya 17 jenazah di wilayah gempa pada hari Jumat,” tutrnya.

Posko korban gempa Cianjur

“Hasil operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan Tim SAR per-hari ini mendapat jenazah sebanyak 17 orang sehingga jumlah korban meninggal menjadi 310 orang,” kata Suharyanto dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring Cianjur, Jumat (25/11/2022).

Suharyanto mengatakan, 17 orang yang meninggal dunia terdiri dari sembilan pelintas dan delapan warga Cugenang, Cianjur. Tidak kurang dari delapan orang ini mengidentifikasi nama dan alamat mereka. Hingga 32 orang dilaporkan hilang di Cugenang akibat gempa tersebut. Kecuali delapan orang yang ditemukan dan diidentifikasi, 24 warga Cugenang yang masih hilang.

Hingga Senin siang, risiko ekonomi akibat gempa Cianjur naik menjadi Rp1,601 triliun. Sedangkan potensi kerugian yang dapat diklaim asuransi mencapai Rp38,5 triliun. Terkait kerugian materil, BPBD Cianjur menyatakan 2.834 unit rumah, 5 tempat ibadah, 13 lembaga pendidikan, 10 kantor dan gedung, 5 puskesmas, dan 1 kios rusak. Dua jembatan dan dua sakelar juga terpengaruh.

“Jumlah risiko yang berpotensi klaim pada kejadian gempa bumi di Cianjur Senin siang, ada sekitar 5.516 risiko dengan nilai eksposure Rp38,5 triliun,” kata Heddy dalam perbincangan via telepon, Rabu siang, 23 November 2022. Dia tambahkan, hal ini tentu akan berubah angka pasti klaimnya karena menunggu laporan klaim masuk dari perusahaan asuransi umum. Lebih lanjut dijelaskan bahwa di Cianjur kebanyakan yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi adalah rumah tinggal. Sebagian besar yang rusak itu konstruksinya sederhana dan tidak diasuransikan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menawarkan kelompok gabungan relawan dan bantuan untuk korban gempa di Cianjur, Jawa Barat. Bantuan senilai Rp. 1,87 miliar dikirim dalam bentuk barang dan uang tunai. Bantuan tersebut dari berbagai unsur di Jawa Tengah. Mulai dari pemerintah, lembaga dan instansi terkait, BUMD, perusahaan komersial swasta hingga dunia usaha.

Gubernur Jawa Tengah memberikan bantuan kepada korban gempa Cianjur 

Sebanyak Rp 1,87 miliar, perincian Rp 1,48 miliar dihabiskan untuk barang-barang seperti sembako, paket sembako, pakaian, barang pribadi, perlengkapan bayi, dan perlengkapan di pengungsian. Kemudian kerugian tunai sebesar Rp 387 juta. Ganjar juga menyarankan tim relawan untuk membantu evaluasi. Khususnya, mengumpulkan kebutuhan yang belum terpenuhi seperti tempat tinggal sementara. Sehingga jika diperlukan, Jawa Tengah siap mengirimkan bantuan lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini