Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta perjanjian pertukaran tahanan antara Gerakan Hamas dengan Israel akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Doha, menurut informasi resmi yang dirilis di situs Kementerian Urusan Luar Negeri Qatar.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyambut positif kesepakatan tersebut sebagai langkah untuk mengakhiri kekacauan di Gaza dan memungkinkan kembalinya para sandera Israel.
“Kesepakatan ini akan menghentikan pertempuran di Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan ditawan,” ujar Joe Biden dalam pernyataannya di Washington, dikutip dari tempo.com.

kesepakatan Israel-Hamas tersebut akan dilaksanakan dalam tiga fase, yaitu :
Fase Pertama
Dalam fase pertama, beberapa poin utama yang disepakati meliputi:
- Hamas akan membebaskan 33 sandera, termasuk warga sipil, tentara perempuan, anak-anak, dan warga berusia di atas 50 tahun
- Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan untuk setiap tentara perempuan
- Penghentian pertempuran dan penarikan pasukan Israel ke pinggiran Gaza
- Pemulangan pengungsi Palestina dan peningkatan bantuan kemanusiaan.
Fase Selanjutnya
- Pada fase kedua, akan dilakukan deklarasi “ketenangan berkelanjutan” disertai pembebasan sandera laki-laki yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel. Fase ketiga akan fokus pada pertukaran jenazah dan pelaksanaan rencana rekonstruksi Gaza di bawah pengawasan internasional.

Dampak Konflik
Menurut sumber dari detikhikmah.com, data Kementerian Kesehatan Gaza, konflik ini telah mengakibatkan:
- 46.707 warga Palestina tewas
- 17.841 anak-anak menjadi korban
- 12.298 wanita tewas
- 1.068 petugas medis menjadi korban
- 44 orang meninggal karena kekurangan gizi
- 161.600 unit rumah hancur total
- 35.074 anak kehilangan kedua orang tua
- 34 rumah sakit tidak lagi beroperasi.
Pengawasan dan Implementasi
Kesepakatan gencatan senjata akan diawasi ketat oleh tim pemantau independen dengan menggunakan teknologi seperti drone dan satelit. Qatar dan Mesir akan bertindak sebagai negara mediator dan penjamin pelaksanaan kesepakatan, didukung oleh Amerika Serikat dan PBB (Persatuan Bangsa Bangsa).
Tantangan ke Depan
Meski kesepakatan ini membawa harapan baru, masih ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab mengenai masa depan Gaza, termasuk:
- Siapa yang akan memerintah wilayah tersebut pascaperang
- Bagaimana proses rekonstruksi akan dilaksanakan
- Mekanisme pencegahan konflik di masa depan
Konflik yang mengganggu stabilitas di Timur Tengah telah memicu protes di berbagai belahan dunia, menjadikan gencatan senjata sebagai langkah krusial untuk meredakan ketegangan internasional.
Reporter: Tim Redaksi LPM Suara Ekonomi