Jakarta – Suara Ekonomi

Indonesia merupakan negara yang paling rentan mengalami gempa bumi, karena terletak pada tiga lempengan. Selain itu, Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain gugusan gunung berapi di dunia. Dengan adanya latar belakang tersebut, menjadi penyebab Indonesia seringkali mengalami bencana alam gempa bumi.

Sabtu (10/4), pukul 14:00 WIB, gempa berkekuatan M 6,7 Skala Richter mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gempa tersebut dirasakan diseluruh wilayah Jawa Timur sampai daerah Bali dan Lombok. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno M.Si., menuturkan bahwa episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT. Tepatnya berpusat di laut pada jarak 96 km kearah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 80 km.

Kejadian itu dikategorikan ke dalam gempa bumi menengah, akibat aktivitas subduksi dengan mekanisme pergerakan naik. Gempa tersebut terjadi dikarenakan tumbukan dua lempeng mengalami pergeseran kecepatan yang mencapai tujuh sentimeter per tahun. Pergeseran akan terus terjadi hingga ada bagian tumbukan yang pecah dan menimbulkan gempa. “Jalur tumbukan ini berada dari daerah Banten hingga Banyuwangi,” kata Amien selaku Dosen Teknik Geofisika ITS yang dikutip dari laman detik.com.

Guncangan gempa dilaporkan sangat kuat pada beberapa daerah. Seperti di Lumajang, Turen Karang Kates, Malang, Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Mataram, Kuta, Jimbaran, Mojokerto, Klaten, Sumbawa, Tabanan, Klungkung dan Banjarnegara. Dari hasil monitoring BMKG pukul 14.25 WIB belum menunjukkan adanya gempa susulan dengan kekuatan tinggi.

Namun, pada Minggu (11/4), gempa susulan berkekuatan M 3,1 terjadi lagi di Malang pukul 06.45 WIB. Selain di Kabupaten Malang, getaran gempa susulan terasa di daerah Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Gunung Kidul dan Wonogiri. Menurut Kepala BMKG, hingga saat ini sudah ada sembilan kali gempa susulan yang terjadi di laut selatan Kabupaten Malang.

Kerusakan rumah-rumah warga setelah gempa. ( Sumber : nasional.tempo.co )

BPBD Kabupaten Malang melaporkan ada beberapa kerusakan yang terjadi pada fasilitas umum. Diantaranya meliputi sarana Pendidikan ada 14 unit, prasarana Kesehatan delapan unit, Tempat Ibadah 26 unit dan Jembatan enam titik. Sementara itu, terdapat beberapa laporan mengenai bangunan yang rusak akibat gempa tersebut. Tercatat ada 1.189 rumah yang dilaporkan mengalami kerusakan, dengan kategori rusak ringan hingga berat. Rumah yang mengalami kerusakan berat terdiri dari 85 unit, sedang 250 unit dan ringan 854 unit.

BNPB juga mencatat ada sebanyak delapan orang meninggal dunia, akibat gempa bumi tersebut. Selain itu, terdapat 36 orang yang memiliki luka-luka ringan serta tiga lainnya luka berat. Adapun korban meninggal yang tercatat di wilayah Kabupaten Malang tiga orang dan Kabupaten Lumajang lima orang.

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo menyatakan memberikan bantuan dana sebesar Rp 1.000.000.000 untuk bencana tersebut. Jumlah bantuan tersebut berbeda-beda, tergantung tingkat kerusakan. Untuk rumah dengan kerusakan berat sebesar Rp 50.000.000, sedang Rp 25.000.000 dan ringan Rp 10.000.000. “BNPB akan menyalurkan dana siap pakai kepada pemerintah provinsi Jawa Timur,” kata Doni Monardo yang dikutip dari laman BeritaSatu.com. Tidak hanya itu, BNPB menyiapkan langkah lain, yaitu pembangunan swakelola mengenai rumah warga yang mengalami kerusakan.

TNI/Polri membantu pembangunan rumah warga setelah gempa. ( Sumber : regional.kompas.com )

BNPB menambahkan pembangunan rumah tersebut akan mendapatkan bantuan tenaga dari TNI/Polri serta Kementerian PUPR. Selain itu, Doni pun akan memberikan pelatihan terkait langkah antisipasi bencana oleh pemerintah provinsi Malang. Sebabnya, agar masyarakat tetap siap siaga dan waspada saat gempa susulan terjadi lagi.

Situasi warga panik setelah gempa terjadi. ( Sumber : surabaya.tribun.news )

BMKG juga menghimbau kepada masyarakat Malang dan sekitarnya untuk tenang dan tetap siaga. Serta dimohon untuk menghindari bangunan yang retak akibat gempa ini. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai info yang tidak jelas atau hoax.

Reporter : Dewi Kartika Sandra

Editor : Mutiyas Palupi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini