meta Platforms Inc (Meta), mencatat pencapaian baru dengan teknologi chatbot Artificial Intelligence (AI) andalan mereka. Meta AI kini sudah digunakan oleh ratusan juta pengguna bulanan di seluruh dunia. Hal tersebut disampaikan oleh pendiri Meta, Mark Zuckerberg, dalam sebuah postingan di platform media sosial Threads.

“Meta AI sekarang memiliki hampir 600 juta pengguna aktif bulanan,” ujar Zuckerberg, Kamis (26/12/2024), dikutip dari engadget.com.

Perusahaan Meta mengembangkan sebuah teknologi berbasis AI bernama Meta AI. Teknologi tersebut ditujukan untuk dapat membantu pengguna dalam menciptakan konten agar dapat lebih menarik.

Salah satu inovasi Meta AI adalah kemampuannya memudahkan pengguna dalam menciptakan stiker unik hingga animasi. Selain itu, teknologi ini juga mampu memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan pola perilaku pengguna yang telah dianalisis sebelumnya.

Analis data menggunakan teknologi AI. (Sumber: istockphoto.com)

Secara lebih lanjut, Meta AI juga menawarkan layanan berupa otomatisasi dalam pembuatan konten visual serta penyediaan analisis saran konten yang berbasis data. Tujuannya adalah membantu pengguna meningkatkan efisiensi dalam mengelola konten mereka.

Hal tersebut didorong dengan pemahaman yang ditanamkan kepada Meta AI terkait cara kerja algoritma pada media sosial. Dengan pemahaman tersebut, pengguna tak lagi harus bersusah payah dan menerka cara kerja algoritma dari media sosial yang terus berubah.

Di sisi lain, dalam dunia kerja, Meta AI diharapkan mampu mengubah cara perusahaan beroperasi. Teknologi ini dapat diintegrasikan ke berbagai sektor, seperti analisis data, pelayanan pelanggan, hingga pengelolaan proyek. Misalnya, asisten virtual berbasis Meta AI dapat membantu tim merencanakan jadwal, menganalisis tren pasar, dan memberikan rekomendasi strategis. Hal ini tentu dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas di tempat kerja.

Di bidang pendidikan, Meta AI membawa potensi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan adaptif. Melalui pembelajaran berbasis AI, siswa dapat menerima materi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing.

Di luar dunia kerja dan pendidikan, Meta AI juga memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi ini dapat digunakan dalam aplikasi personal seperti asisten rumah pintar, aplikasi kesehatan, dan platform media sosial yang lebih cerdas.

Ilustrasi Human Artificial Intelligence. (Sumber: ae.sttkd.ac.id)

Bambang Kelana Simpony, seorang dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya memberikan pandangannya mengenai tantangan dan peluang dalam etika pengembangan AI.

“Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan AI adalah memastikan bahwa algoritma dan sistem yang kita buat tidak memiliki bias yang dapat merugikan kelompok tertentu,” ujarnya, dikutip dari bsi.ac.id, Kamis (26/12/2024).

Di Indonesia, penerapan Meta AI menghadapi tantangan unik. Infrastruktur digital yang belum merata, kurangnya pemahaman masyarakat tentang teknologi AI, dan risiko penyalahgunaan data menjadi isu utama.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lapangan kerja. Beberapa pekerjaan mungkin tergantikan oleh otomatisasi berbasis AI, meskipun di sisi lain, teknologi ini juga dapat menciptakan peluang kerja baru.

Meta AI tidak hanya sekadar alat, ia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar dalam membentuk masa depan teknologi. Dengan integrasi yang tepat, Meta AI dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, efisien, dan berdaya saing global. Meta AI menjanjikan perubahan yang signifikan dalam cara manusia bekerja, belajar, dan hidup. Kini, tinggal bagaimana Indonesia bersiap menghadapi revolusi ini dengan bijak.

Reporter: Ririn Clarisa Putri
Editor: Novita Rahmawati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini