Jakarta – Suara Ekonomi

Paralympic atau Paralimpiade adalah pertandingan atlet yang memiliki masalah seperti fisik, kekurangan mental, dan sensor. Dalam edisi ke-17, paralimpiade ini diselenggarakan pada 24 Agustus-5 September 2021 di Tokyo, Jepang. Paralimpiade 2020 telah selesai dilaksanakan dan ditutup pada 5 September 2021.

Presiden IOC Resmi Tutup Olimpiade Tokyo 2020 – Wahana News. ( Sumber : kompas.com )

Ajang olahraga paling bergengsi ini untuk atlet difabel akhirnya telah selesai dilaksanakan. Telah selesainya rangkaian Paralimpiade itu berarti seluruh cabang olahraga telah selesai digelar. Semua cabang olahraga yang dipertandingkan pun telah mendapatkan pemenangnya. Paralimpiade tahun ini, tersedia 22 cabang olahraga yang dipertandingkan. Terdapat 539 medali diperebutkan oleh 4,520 atlet dari 163 Komite Nasional Paralimpiade (NPC) yang mewakili setiap negaranya. Jumlah medali Paralimpiade tahun ini jauh lebih banyak daripada Olimpiade Tokyo 2020.

Berdasarkan laman Resmi IPC, pembagian atlet dikelompokkan menurut derajat keterbatasan kegiatan berdasarkan gangguan difabelnya. Dalam hal ini terdapat tiga langkah yang dipakai IPC saat menetapkan pembagian terstrukturnya. Ketiga langkah klasifikasi tersebut adalah apakah disabilitas memenuhi kriteria minimum olahraga. Lalu, apakah difabelnya memenuhi syarat untuk olahraga tertentu. Serta kelas olahraga yang paling tepat menggambarkan batasan aktivitasnya. Dari situ lah ditentukan kecacatannya memenuhi kriteria olahraga mana yang cocok.

Pergelaran Tokyo Paralympic Games 2020. ( Sumber : suara.com )

IPC sendiri menetapkan ada 10 kategori atlet pada perlombaan Paralimpiade 2020 ini. Di antaranya sebagai berikut: 

  1. Kekuatan otot. Yaitu berkurangnya kekuatan otot atau kelompok otot, seperti otot tungkai atau bagian tubuh yang lebih rendah. Misalnya menyebabkan kabel spinalis, spina-bifida atau polio.  
  2. Rentang gerakan pasif. Rentang gerakan sendi yang berkurang secara permanen, contohnya karena arthrogryposis. Hipermobilitas sendi, ketidakstabilan sendi, dan kondisi akut, misalnya artritis, tidak dipercaya memenuhi syarat.
  3. Anggota gerak. Yakni tidak adanya tulang atau persendian total atau sebagian menjadi dampak trauma. Contohnya kecelakaan mobil, penyakit misalnya kanker tulang atau defisiensi anggota badan bawaan (dysmelia).
  4. Perbedaan panjang kaki. Pemendekan tulang pada satu kaki lantaran kelainan bawaan atau trauma.
  5. Perawakan pendek. Berkurangnya tinggi badan ketika berdiri lantaran dimensi abnormal tulang tungkai atas dan bawah atau batang tubuh. Contohnya yaitu lantaran akondroplasia atau disfungsi hormon pertumbuhan.
  6. Hypertonia. Yakni peningkatan ketegangan otot yang tidak normal & berkurangnya kemampuan otot buat meregang. Hal tersebut lantaran kondisi neurologis, seperti cerebral palsy, cedera otak, atau multiple sclerosis.
  7. Ataksia atau kurangnya koordinasi gerakan otot karena syarat neurologis. Misalnya cerebral palsy, cedera otak atau multiple sclerosis.
  8. Athetosis. Hal ini biasanya ditandai dengan gerakan yang tidak seimbang, tidak disengaja, dan kesulitan untuk mempertahankan postur simetris. lantaran kondisi neurologis, misalnya cerebral palsy, cedera otak, atau multiple sclerosis.
  9. Gangguan penglihatan. Kategori melingkupi samar penglihatan yang dipengaruhi oleh kerusakan struktur mata. Saraf optik atau jalur optik, dan atau korteks visual.
  10. Gangguan Intelektual. Ini adalah keterbatasan pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif. Misalnya diekspresikan pada keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis, yang dimulai sebelum usia 18 tahun.

Pada Paralimpiade 2020, China berhasil menjadi juara umum dengan memperoleh sebanyak 207 medali. Di mana mendapatkan 96 emas, 60 perak, serta 51 perunggu. Untuk Britania Raya mendapat posisi ke-2 dengan perolehan 124 medali. Terdiri dari 41 emas, 38 perak, dan 45 perunggu. Serta, posisi ke-3 Amerika Serikat total perolehan 104 mendali dengan perolehan 37 emas, 36 perak dan 31 perunggu.

Suasana Penutupan Paralimpiade Tokyo 2020. ( Sumber : medcom.id )

Pada Paralimpiade 2020 ini, Indonesia mendongkrak posisi dari peringkat ke-55 menjadi 43. Indonesia telah mengumpulkan sembilan medali, yaitu 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Pencapaian Indonesia mengalami peningkatan besar dari Paralimpiade 2016, di mana hanya merebut satu medali perunggu. Pada Paralimpiade 2020, medali perak pertama dipersembahkan oleh Ni Nengah Widiasih berdasarkan cabang angkat berat. Itu sekaligus sebagai medali pertama yang dihasilkan Indonesia dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020.

Lalu, untuk medali emas semuanya dipersembahkan lewat cabang olahraga bulutangkis. Peraihan medali tersebut dimenangkan oleh Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah pada sektor ganda putri dan Hary Susanto/Leani Ratri Oktila di ganda campuran. Seluruh perolehan medali Indonesia, jika ditotal dari keikutsertaan Paralimpiade pertama hingga sekarang adalah 18 medali.

Reporter : Natasya Kintan F

Editor : Arieza Rizki Sapdayarga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini