Jakarta – Suara Ekonomi
Butterfly effect atau yang biasa dikenal juga sebagai efek kupu-kupu dalam bahasa Indonesia, merupakan sebuah istilah mengenai konsep bagaimana fenomena-fenomena kecil bisa mengakibatkan dampak besar. Umumnya, fenomena-fenomena kecil ini tampak remeh alias tidak penting. Namun akibat yang ditimbulkan sangat besar bahkan tidak bisa diprediksi.
Dilansir dari Kompas.com, asal mula istilah butterfly effect ini dicetuskan oleh seorang meteorologi dan matematikawan Amerika, yaitu Edward N. Lorenz. Awalnya, istilah butterfly effect ini digunakan untuk menjelaskan pemikiran Edward N. Lorenz tentang penelitiannya.
Ilustrasi kepakan sayap kupu-kupu. (Sumber: dickstannard.com)
Pada tahun 1972, Edward N. Lorenz memikirkan adanya hubungan antara kepakan-kepakan sayap kupu-kupu di Brazil dengan terjadinya tornado di Texas beberapa waktu kemudian. Hal sekecil kepakan sayap kupu-kupu dapat memberikan dampak sebesar tornado di tempat lain.
Istilah ini kemudian mulai digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meski begitu, masih jarang orang yang memakai bahkan mengetahui arti butterfly effect ini. Istilah butterfly effect ini bisa kita gunakan pada berbagai aspek dalam kehidupan kita. Karena pada kenyatannya, istilah ini memang cocok untuk menggambarkan bagaimana hal-hal kecil yang kita anggap remeh menimbulkan dampak yang begitu besar.
Adolf Hitler saat Perang Dunia II. (Sumber: cnnindonesia.com)
Banyak contoh nyata butterfly effect dalam sejarah. Salah satunya adalah Adolf Hitler dan Perang Dunia II. Dulu, Hitler ingin memasuki akademi seni di Austria pada tahun 1907 tetapi ia gagal. Karena gagal, ia mecoba lagi pada tahun 1908. Namun ia masih gagal. Dua kali kegagalan Hitler dalam memasuki akademi seni, membuatnya beralih ke dunia militer.
Kegagalannya dan keputusannya beralih dari akademi seni memang terkesan hal remeh. Namun, siapa sangka keputusannya untuk memasuki dunia militer menjadi pemicu terjadinya Perang Dunia II. Akibat dirinya lah, Perang Dunia II terjadi.
Ada pula contoh nyata lainnya yang tidak lama ini baru saja terjadi, yaitu perang antara Ukraina dan Rusia. Perang yang awalnya sebagian orang kira hanya perebutan wilayah, nyatanya menjadi perang yang cukup berpengaruh pada dunia.
Perang kedua negara itu ternyata berpengaruh pada politik serta perekonomian dunia. Contohnya, harga bahan-bahan pokok seperti gandum mengalami kenaikan harga.
Negara-negara Eropa mengalami krisis gandum karena Ukraina sempat memberhentikan ekspor gandum. Tak hanya negara-negara di Eropa, tapi Indonesia pun terkena dampaknya. Indonesia harus mengimpor gandum dari Argentina dan Australia untuk sementara waktu.
Dengan kata lain, perang tersebut tidak hanya berpengaruh pada kedua negara tersebut, tetapi negara-negara lain pun terkena dampaknya.
Butterfly effect akan selalu ada di setiap lingkungan kita, termasuk lingkungan kampus. Contohnya, hal sekecil dan seremeh ucapan kita terhadap orang lain akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut bersikap pada diri kita. Ucapan yang menurut kita bukanlah apa-apa bisa saja melukai hati orang lain. Lama-kelamaan, kebencian akan menumpuk dalam hati orang itu. Hal itu akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut berinteraksi dengan kita.
ilustrasi interaksi sesama mahasiswa. (Sumber: suara.com)
Nah, setelah mengetahui apa itu butterfly effect alias efek kupu-kupu, kita harus lebih berhati-hati. Baik itu dalam tindakan maupun ucapan. Segala bentuk keputusan kecil kita akan menghasilkan dampak besar yang tidak bisa terprediksi, mau itu dampak baik ataupun buruk. Karena itu, berhati-hatilah dalam bersikap serta bertindak!
REPORTER : Evani Yuni Lestari
EDITOR : Priscillia Christy