Jakarta – Suara Ekonomi
Indonesia menjadi tuan rumah ajang balapan MotoGP 2022 yang berlokasi di Mandalika, NTB. Ini merupakan rekor pertama dalam sejarah Indonesia melangsungkan acara MotoGP. Hal ini menjadi suatu kebanggaan Indonesia dapat memfasilitasi sirkuit megah secara Internasional.
MotoGP Mandalika merupakan seri kedua ajang balapan setelah berlangsung di Sirkuit Internasional Losail, Qatar. Race MotoGP Mandalika ini dilaksanakan pada akhir pekan tepat tanggal 18-20 Maret 2022. Seluruh rangkaian kegiatan balapan berlangsung pada lintasan Sirkuit Internasional Mandalika sepanjang 4,3 Km. Panjang lintasan tersebut sama dengan sejumlah sirkuit ternama dunia seperti Ricardo Tormo, dan Misano.
Berdasarkan regulasi yang ditetapkan Federation International De Motorcyclims (FIM), balapan MotoGP berlangsung selama 40-45 menit. Durasi waktu ini dapat menempuh jarak sekitar 100-130 km. Sedangkan lintasan Sirkuit Mandalika memiliki panjang 4,3 km, sehingga total jarak tempuh 113 km. Oleh karena itu, jarak yang akan ditempuh pada MotoGP Mandalika sekitar 27 putaran.
MotoGP 2022 dihadiri oleh 24 pembalap dari 7 negara yang berbeda. Salah satu diantaranya yakni, Italia, Prancis, Spanyol, Jepang, Afrika Selatan, Portugal dan Australia. Spanyol mendominasi MotoGP dengan jumlah 9 pembalap, disusul italia dengan 7 pembalap. Beberapa pembalap lama tetap menghadiri MotoGP Mandalika. Tak hanya itu, para pembalap muda juga siap menunjukkan keahliannya di depan umum.
Rangkaian balapan MotoGP Mandalika 20 dimulai dari hari Jum’at, 18 Maret 2022. Dimana, pada hari pertama ini terdapat dua sesi, yaitu free practice 1 dan 2. Sesi free practice atau latihan bebas pertama berlangsung pada pukul 09:50-10:35 WIB. Lalu, dilanjutkan dengan sesi free practice 2 pada pukul 14:05-14:50 WIB.
Hari kedua dilaksanakan pada Sabtu, 19 Maret 2022. Pada hari itu terdapat sesi free practice 3 pada pukul 08:00-10:35 WIB. Setelah itu sesi free practice terakhir pukul 13.25-13.55 WIB. Seusai sesi free practice, dilanjutkan dengan babak kualifikasi 1 pukul 11:35-13:10 WIB. Setelah itu, dilanjutkan babak kualifikasi 2 pada pukul 14.30-14.45 WIB. Lalu pada hari terakhir (20/3), ditutup oleh sesi MotoGP Race.
Mandalika Grand Prix Association (MGPA) telah merilis harga tiket resmi MotoGP Mandalika 2022. Harga yang diberikan cukup bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta. Selain itu, terdapat berbagai jenis tiket yang disediakan MGPA. Jenis tersebut mulai dari General Admission hingga VIP Hospitality Suites.
Dalam situasi normal, Sirkuit Mandalika memiliki kapasitas hingga sekitar 195 ribu penonton. Namun dikondisi pandemi, kapasitas dibatasi menjadi 114 ribu penonton. Kapasitas penonton tersebut terdiri dari 40 persen penonton lokal dan sisanya wisatawan mancanegara.
Disisi lain, terdapat ketentuan mekanisme saat kedatangan penonton MotoGP 2022. Penonton MotoGP dapat memasuki kelima pintu masuk koridor. Namun sebelumnya, harus melakukan pengecekan kesehatan serta penukaran tiket pada loket yang telah disediakan. Nantinya, tiket tersebut ditukarkan menjadi gelang dan penonton bebas memilih angkutan yang akan dinaiki. Pihak penyelenggara menyediakan beberapa bus gratis dan angkutan sewa khusus selama perhelatan berlangsung.
Dibalik itu semua, terdapat fakta menarik yang harus kita ketahui. Pertama, berlokasi di salah satu 5 destinasi wisata super prioritas Indonesia. Beberapa lima destinasi prioritas diantara lain Danau Toba, dan Labuan Bajo.
Kedua, pembangunan dengan produk asli Indonesia. Direktur MGPA, Happy Harianto, menyatakan pembangunan fasilitas Pit Building terbuat dari material produksi lokal. Metode yang digunakan ialah konstruksi modular dari PT Wijaya Karya Building (PT WIKA). Jangka waktu pembangunan ini sekitar 21 hari, dan mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Ketiga, konsep street sircuit yang berbeda. Secara teknis, area ini merujuk kepada fungsi balapan yang cakupan lebih besar. Sederhananya, apabila tidak ada kegiatan balapan, tetap berfungsi sebagai atraksi pariwisata. Maka dari itu, masyarakat juga dapat menggunakan area tersebut untuk kegiatan olahraga. Namun, tidak menghilangkan jalur utama yang tetap digunakan untuk masyarakat umum.
Keempat, lintasan sirkuit tetap mengambil sentuhan nuansa nusantara Indonesia. Aksen yang dipakai dalam lintasan ini yakni, corak Subahnale. Corak tersebut berasal dari tenun Suku Sasak di pulau Lombok, NTB. Pola corak ini dapat ditemukan di area run-off pada Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.
Tahun 2021 Indonesia menandatangani kontrak untuk menjadi tuan rumah MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB. Hal ini tentunya mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Disisi lain, terdapat pro dan kontra antara masyarakat dengan pemerintah. Pembuatan sirkuit ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dimana nominalnya lebih dari Rp. 1,2 Triliun. Bahkan, Proyek sirkuit MotoGP Mandalika membutuhkan lahan seluas 1.175 Ha untuk pembangunannya.
Sebelum terealisasikan, terdapat konflik antara warga dengan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Saat itu, masyarakat sekitar Mandalika menghalangi setiap aktivitas pengerukan penataan lahan sirkuit. Bahkan, warga sekitar pun melakukan pembatasan lahan untuk pembangunan lahan sirkuit ini. Dikarenakan ITDC dan pemerintah belum membayar beberapa tanah warga yang dijadikan lahan sirkuit.
Jika ITDC dan pemerintah sudah melakukan pembayaran lahan warga, maka kegiatan pengerukan dapat dilanjutkan. Apabila warga mengakui tanah tersebut secara tidak resmi, akan diselesaikan melalui jalur hukum. Dengan adanya MotoGP yang dilaksanakan di Indonesia, khususnya NTB, tentu terdapat keuntungan dari kejuaraan tersebut. Seperti, Masyarakat Indonesia akan mendapat hiburan kelas dunia yang digelar di negeri sendiri. Oleh karena itu, kejuaraan ini sangat berdampak kepada pariwisata Indonesia meningkat.
Tentu sungguh menguntungkan bagi negara Indonesia atas penyelenggaraan MotoGP, yakni masuknya devisa yang meningkat. Bukan hanya pemerintah saja yang memperolehnya, tetapi masyarakat sekitar sirkuit pun juga. Masyarakat juga mendapatkan keadilan atas bagian dari kejuaraan tersebut.
Misalnya, masyarakat sekitar menyiapkan akomodasi melalui penyewaan kamar atau rumah bagi wisatawan mancanegara. Lalu, masyarakat sekitar juga dapat membuatkan kerajinan tangan khas Lombok. Hasil kerajinan tangan tersebut memiliki daya jual beli yang tinggi. Dengan begitu, para wisatawan mancanegara pun terpesona, sehingga membeli hasil tersebut sebagai buah tangan.
Reporter : Rifqi Andhika Rakhman
Editor : Audrey DuryhapsaÂ