Jakarta – Suara Ekonomi
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat menyentuh angka Rp. 15.029 pada Selasa (4/9/2018) malam. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus pemerintah dan masyarakat. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, gejolak ekonomi yang saat ini terjadi disebabkan oleh kondisi ekonomi global. Faktor lainnya, karna beberapa kebijakan baru presiden AS, perang dagang AS dengan China, krisis yang terjadi di negara Turki dan Argentina, dan impor yang terlalu besar.
Seperti yang telah diketahui, Indonesia lebih banyak mengimpor bahan baku, sedangkan ekspornya sedikit. Tahun ini saja pemerintah telah mengimpor barang komoditas, seperti gula, beras dan garam dengan jumlah yang cukup banyak.
Untuk melindungi ekonomi Indonesia saat ini, pemerintah tidak berdiam diri dan mengambil beberapa keputusan. Pertama, menyelamatkan defisit neraca perdagangan. Dengan cara mengendalikan pembelian barang ataupun yang terkait dengan impor. Sri Mulyani mengatakan, kebijakan tersebut berupa penyesuaian tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor untuk 900 komoditas. Aturannya akan segera diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Faisal Basri selaku Ekonom Senior, memberi contoh barang yang melonjak paling pesat adalah “ban”. Impor ban meningkat dua kali lipat pada Januari – Juli 2018, dibandingkan Januari – Juli tahun lalu. Padahal produksi mobil tidak naik, malah hanya 7% dari peningkatan ban yang mencapai 100%. Produksi ban di Indonesia bagus, seharusnya ekspor tapi malah impor. Sebagian ban itu datang dari negara China yang harganya miring namun tidak dapat divulkanisir. Biasanya Indonesia kreatif, ban sudah gundul dapat divulkanisir puluhan ribu tenaga kerja. Itu salah satu contoh bunuh diri.
Kedua, depresiasi nilai tukar dollar ke rupiah. Dalam arti kata nilai tukar dollar ke rupiah jangan sampai mencapai 25 persen per perubahannya. Ketiga, menukarkan mata uang asing ke dalam mata uang rupiah. Beberapa hari ini para pengusaha menukarkan dollar yang dimilikinya. Pengusaha Sandiaga Uno telah menukarkan sejumlah US$ 1.000 dan saat ini 40 persen dari asetnya telah ia tukarkan. Ade Sudrajat selaku Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyampaikan, pelaku industri tekstil yang berorientasi ekspor telah menukarkan dolar AS ke rupiah demi menjaga nilai tukar.
Hal ini mendapat apresiasi dari Gubenur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo karna langkah ini dapat menambah supply di pasar.
Berdasarkan data dari website kursdollar.net , Senin (10/9/2018) nilai tukar rupiah terhadap dollar berada di level Rp 14.842 pada pukul 23:00. Angka tersebut menguat tipis dibandingkan tiga hari sebelumnya yakni tanggal 7 berada pada Rp. 14.934 di pukul yang sama. Selasa, (11/9/2018) rupiah sedikit kembali melemah di pukul 19:00 yaitu berada pada Rp. 14.880. Hingga akhir penutupan, semoga rupiah dapat terus menguat.
Reporter: Adlena Yolanda
Editor: Winda Maharani