Jakarta – Suara Ekonomi
Beberapa hari belakangan kasus Covid-19 kembali meningkat dengan jenis terbaru. Dengan begitu Pemerintah berusaha memaksimalkan kembali kinerja tenaga medis. Sehingga, hal ini menjadi keraguan masyarakat terhadap efektivitas pemerintah menangani masalah Covid-19.
Saat ini, pemerintah melaksanakan vaksinasi booster guna mengembalikan imun di tengah munculnya varian omicron. Pelaksanaan vaksinasi ketiga ini sudah dimulai dari tanggal 12 Januari 2022 untuk wilayah tertentu. Dengan kriteria yang ditentukan Kemenkes, yakni 70% dosis pertama dan 60% pada suntikan kedua. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa terdapat beberapa daerah yang telah memenuhi kriteria untuk menerima vaksin ini. “Jadi sampai sekarang ada 244 Kabupaten Kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut,” ujar Budi dikutip dari laman Kompas.com.

Hingga saat ini, banyak masyarakat belum mengetahui manfaat dari vaksin booster. Oleh karena itu, kita akan membahas apa itu vaksin booster dan kegunaannya.
Vaksin booster merupakan upaya pemerintah untuk mengembalikan imunitas dan proteksi klinis masyarakat yang menurun. Dengan kata lain, vaksin booster merupakan penguat imun tubuh. Vaksin ini dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan ekstra pada tubuh terhadap berbagai virus dan penyakit. Tambahan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kembali kekebalan tubuh dari perlindungan vaksin primer terdahulu. Umumnya, vaksinasi tambahan ini sangat dibutuhkan pasca penurunan antibody terutama saat kemunculan varian omicron.
Karena tak semua orang memiliki antibodi yang kuat, maka untuk mengoptimalkannya diperlukan vaksin tambahan. Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi paparan virus dan pembentukan protektif setelah vaksin. Untuk mengoptimalkan efek vaksin, maka harus diimbangi dengan prokes dan pola hidup sehat. Tujuannya agar tubuh dapat membentuk kekebalan tubuh setelah vaksinasi booster.
Syarat untuk mendapatkan vaksin booster, diantaranya berusia 18 tahun keatas, dimana sesuai rekomendasi WHO. Tetapi, vaksin ini diprioritaskan untuk kelompok rentan dan lansia. Kemudian, telah menerima dosis vaksin primer lengkap satu dan dua. Selanjutnya, telah menerima vaksin dosis kedua enam bulan sebelumnya.

Adapun mekanisme pemberian vaksin booster ada dua jenis, yaitu homolog dan heterolog. Mekanisme homolog yakni pemberian jenis vaksin yang sama dengan dosis vaksin primer lengkap. Sedangkan, mekanisme heterolog yakni pemberian jenis vaksin booster yang berbeda dengan dosis lengkap sebelumnya. Vaksin booster yang tersedia di Indonesia dan telah dirilis oleh BPOM, yaitu Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac, serta Zifivax.
Cara untuk mendapatkan vaksin booster yakni dengan mengecek pada aplikasi Peduli Lindungi. Apabila sudah dinyatakan dapat menerima vaksin booster dapat mengecek tiket dan jadwal vaksinasi. Setelah itu, calon penerima vaksin dapat langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila tidak dapat mengakses aplikasi tersebut, maka dapat mengunjungi langsung fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Calon penerima vaksin dapat melampirkan KTP dan sertifikat vaksin primer lengkap yang dimilikinya. Untuk biaya, masyarakat Indonesia dapat menerima vaksin booster tanpa pungutan biaya.
Penyelenggaraan pemberian vaksin booster memicu berbagai pro dan kontra. Salah satunya yakni masalah perlu ataupun tidaknya pemberian vaksin booster di Indonesia. Pemberian vaksin yang terbilang cepat memicu berbagai sanggahan dari para ahli. Menurut beberapa ahli, terdapat konsekuensi dengan adanya pemberian vaksin yang terbilang cepat. Sehingga, berakibat pada respon imun seseorang dan pengoptimalan dosis yang lebih banyak.
Namun, ada juga para ahli yang setuju akan adanya percepatan pemberian dosis ketiga. Pasalnya, lonjakan kasus varian baru virus omicron dapat meresahkan masyarakat. Sehingga, masyarakat harus semakin ketat dalam menjaga prokes. Selain itu, dengan adanya pemberian dosis ketiga ini setidaknya bisa menghilangkan keresahan masyarakat. Karena untuk dosis ketiga ini berguna untuk memproteksi tubuh dari virus menular lainnya.
Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM), Eijkman Wien Kusharyoto, menerangkan bahwa jenis varian Omicron risiko infeksinya lebih tinggi daripada Delta. Bahkan menurutnya risiko penularan yang ditimbulkan dapat mencapai 5 kali lipat. Oleh karena itu, dibutuhkan vaksinasi Covid-19 lanjutan atau booster untuk proteksi ekstra.
Pentingnya pemberian vaksin booster ini yakni tidak lain untuk meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh. Hal ini dilakukan guna menangkal berbagai jenis virus varian baru yang bisa saja muncul. Tak hanya itu, booster juga berfungsi untuk mengurangi lonjakan terpapar virus baru saat ini.
Reporter : Putri Oktaviani
Editor : Kintan Gusti Pratiwi