Jakarta – Suara Ekonomi.
Pada era globalisasi saat ini, rokok sudah menjadi sebuah gaya hidup. Tidak hanya lelaki saja, namun kaum wanita pun sudah banyak yang mengkonsumsi rokok. Rokok sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi para penggunanya. Bahkan kalangan remaja dan anak-anak di bawah umur pun sudah banyak yang mengkonsumsi rokok. Oleh sebab itu, mereka rela merogoh kantong untuk menikmati rokok.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, dunia mulai diperkenalkan kepada rokok elektrik atau yang sering disebut vaporizer. Vaporizer itu sendiri mengartikan alat dimana cairan eliquid khusus dirubah menjadi uap yang dapat dihirup, menimbulkan efek seolah-olah kita sedang merokok.
Saat ini, vaporizer atau yang sering disebut dengan vape sangat diminati oleh kalangan anak muda. Dengan kemudahan yang ditawarkan maka banyak para perokok yang mulai beralih menggunakan rokok elektrik tersebut. Selain dapat menggantikan rokok, vape juga menawarkan berbagai varian rasa dalam liquid yang digunakan. Oleh sebab itu, konsumen dapat memilih salah satu rasa yang telah dijual sesuai dengan selera masing-masing.
Selain itu, vape sendiri memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh rokok. Vaporizer sendiri mengeluarkan banyak asap saat dihirup. Akan tetapi asap tersebut tidak berbahaya seperti asap rokok biasa.
“Menurut saya salah satu kelebihan dari vape itu ramah lingkungan, soalnya asap yang dikeluarkan sama vape itu dari hasil pembakaran atau penguapan, jadinya ya asep itu adalah air dan juga tidak akan mengganggu orang di sekiar kita. Beda sama rokok, yang asepnya mengandung tar, dan juga karbon monoksida (CO) yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit jantung yang bukan hanya buat pengguna tapi juga buat perokok pasif”, ucap Rezki Hendro, selaku pengguna vape.
Pada awalnya, penggunaan vape memang perlu merogoh kocek yang cukup dalam. Namun, untuk jangka panjang vape dirasakan lebih terjangkau dibadingkan rokok. Dengan mengeluarkan kisaran Rp.60.000-Rp.250.000 untuk satu botol liquid yang dapat digunakan selama 1-2 minggu. Berbeda dengan rokok yang membutuhkan pengeluaran yang lebih besar.
Pada dasarnya vaporizer memang terlihat seperti barang mewah yang hanya dapat dinikmati oleh orang-orang dari kalangan atas. Namun sebenarnya vape juga dapat dinikmati oleh orang-orang yang terbilang dari kalangan bawah.Harga vaporizer itu sendiri memiliki variasi dimulai dari Rp. 350.000–Rp.900.000, bahkan hingga belasan juta rupiah. Maka dari itu penggunaan rokok elektrik tersebut dapat menyesuaikan budget yang sesuai dengan kemampuan kita.
“Kalau yang saya pakai sih harganya sekitar Rp 1.000.000 jika ditotal semuanya sudah termasuk Mod, RDA, baterai dan untuk liquid nya sendiri saya menghabiskan biaya sekitar Rp 260.000– Rp 390.000” menurut Rezki.
Pada dasarnya pemakaian rokok atau vaporizer semua tergantung dengan pilihan anda masing-masing karena kedua nya pun memiliki keuntungan serta kerugiannya. Namun sepertinya pada era globalisasi saat ini orang-orang banyak yang memilih vaporizer dibandingkan dengan rokok. Hal tersebut dikarenakan cara yang unik dan baru untuk menikmati rokok dan juga mengurangi kerugian – kerugian yang di sebabkan oleh rokok.
Seperti yang kita ketahui saat ini harga rokok sudah mengalami kenaikan, walaupun mengggunakan vaporizer cukup memakan biaya di awal. Namun setelah itu akan lebih murah pemakaiannya karena tidak setiap saat harus membeli perangkat vape atau liquid nya.
Reporter : Risa Galuh
Editor : Rizal Arbianto