Pneumonia atau yang disebut dengan paru-paru basah merupakan peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Selain itu, SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 merupakan virus yang juga dapat menyebabkan pneumonia. Penyakit ini telah ditemukan di Indonesia dan mengalami peningkatan pada bulan Oktober 2023. Maka dari itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada dan berjaga-jaga akan penularan pneumonia terutama di kalangan anak-anak.
Sejak Mei 2023, peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap anak akibat Mycoplasma pneumoniae telah dilaporkan. Kemudian, pada Oktober 2023, angka penyakit akibat pernapasan syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga meningkat, meski kini sudah menurun. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu menuturkan bahwa ada 6 kasus Mycoplasma Pneumoniae yang terkonfirmasi, “Dari 6 kasus ini, kami lakukan penelusuran. Meski kejadiannya sudah lewat, tentu penyelidikan epidemiologi tetap jalan untuk menggali informasi terutama di lingkungan sekolah dan tempat tinggal. Karena penularannya lewat droplet jadi lebih cepat menular,” Tutur Maxi, dikutip dari Dream.co.id
Sebagai bentuk kesiapan, pemerintah mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan melalui Departemen Umum Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bertindak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Surat edaran yang terbit pada tanggal 27 November 2023 ini ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di Indonesia.
Pneumonia dapat menimbulkan gejala mulai dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum yang dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan kesulitan bernapas. Gejala yang muncul saat seseorang terkena pneumonia sangat bervariasi. Hal ini sangat bergantung pada penyebab, tingkat keparahan kondisi, usia, dan kesehatan umum pengidap kondisi tersebut. Gejala-gejala ini dapat berkembang secara tiba-tiba atau perlahan selama 24 hingga 48 jam.
Pneumonia pada orang tua tidak selalu menimbulkan gejala demam, malah seringkali menyebabkan penurunan suhu tubuh hingga <37°C. Penderita pneumonia berusia lanjut juga dapat mengalami penurunan kesadaran, dengan gejala seperti kurang waspada atau linglung. Selain gejala yang tersebut, pneumonia pada bayi dan anak-anak juga dapat menyebabkan rewel, lemas, nafas yang cepat, nafas berbunyi, kesulitan bernafas, tarikan (retraksi) otot leher, dada, dan perut, serta usaha yang besar untuk bernafas, serta sianosis (membiru bibir dan ujung jari). Gejala pneumonia juga bisa ringan seperti flu, bahkan sedang atau berat, seperti:
· Batuk kering, batuk berdahak kental berwarna kuning dan hijau, atau batuk darah
· Sesak nafas
· Demam
· Menggigil
· Berkeringat
· Dada nyeri saat menghirup atau batuk
· Denyut jantung meningkat
· Kehilangan nafsu makan
· Mual, muntah atau diare
· Merasa lemah
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul gejala yang telah disebutkan di atas atau ketika Anda mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh. Penyakit pneumonia harus diobati sesuai anjuran dokter dan diperiksa secara teratur sampai dinyatakan sembuh.
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penularan Pneumonia yang dapat Anda lakukan:
a. Menjalani Vaksin
Salah satu cara untuk mencegah pneumonia adalah dengan memberikan vaksin. Perlu diingat bahwa vaksinasi pneumonia untuk orang dewasa berbeda dengan vaksinasi pneumonia untuk anak-anak.
b. Menjaga kekuatan tubuh
Menjaga pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup. Daya tahan tubuh yang kuat juga dapat mempercepat pemulihan dari penyakit pernapasan seperti flu atau pilek.
c. Menjaga kebersihan
Salah satu cara kecil untuk menjaga kebersihan adalah dengan rajin mencuci tangan. Biasakan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan hand sanitizer, dan usahakan untuk tidak menyentuh area wajah dengan tangan yang kotor.
d. Jangan merokok
Merokok dan terpapar asap rokok dapat merusak paru-paru dan meningkatkan risiko infeksi.
e. Menerapkan etika dalam batuk dan bersin
Ketika Anda batuk atau bersin, tutup mulut Anda dengan tisu atau sapu tangan.
f. Berlindung dengan alat pelindung diri
Ketika bekerja di pabrik atau di lingkungan dengan polusi udara yang tinggi, selalu gunakan alat pelindung diri yang tepat. Gunakan juga masker saat merawat orang sakit.
Reporter : Syaninda
Editor : Arum Amalia Sari