Jakarta – Suara Ekonomi
Program studi ekonomi dan bisnis berperan aktif dalam membentuk warga indonesia memiliki perilaku ekonomi berkualitas. Hal tersebut untuk menciptakan generasi indonesia yang mampu menciptakan strata kehidupan ekonomi yang lebih baik. Oleh sebab itu untuk menunjangnya, setiap generasi harus menerapkan prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari hari.
Bagaimana jurusan yang ada di fakultas ekonomi bisnis mampu membantu Indonesia ?
Jurusan ekonomi dan bisnis merupakan suatu faktor pendukung dalam peningkatan pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal itu dikarenakan jurusan ekonomi dan bisnis dapat menciptakan suatu pola pikir pembaharuan atau inovasi menggunakan teknologi. Teknologi sebagai landasan dari pembelajaran online untuk nantinya bisa menghasilkan tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan pengusaha baru terlatih dan berpendidikan .
Ilmu ekonomi timbul untuk membantu dalam pemgambilan keputusan agar kegiatan yang dilakukan efektif dan efisien. Dengan ilmu ekonomi kita dapat memahami kegiatan ekonomi yang ada di dunia. Oleh sebabnya, ilmu ekonomi dan bisnis bisa menjadi penunjang keberhasilan penerapannya melalui pembelajaran yang diperoleh.
Perkembangan Jurusan Ekonomi dan Bisnis
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai media telah menyajikan informasi tentang profesi dan tugas kerja yang menyatakan peran manusia semakin berkurang. Alasan utamanya terkait dengan perkembangan teknologi informasi, robot, komputerisasi dan otomasi lainnya. Informasi tersebut dilaporkan dan diterbitkan oleh The Guardian, World Economic Forum, McKinsey Global Institute (MGI).
Namun, di satu sisi pekerjaan seperti kasir, bankir, dan pekerja manufaktur akan berkurang. Bagaimana dengan profesi akuntansi? Business Insider mencatat dari publikasi yang ada bahwa pekerjaan akuntan dan auditor akan diserahkan ke robot atau komputer dalam 20 tahun ke depan. Persentase akuntan dan auditor kemungkinan akan digantikan oleh robot/komputer adalah 94% (Business Insider 2018).
Apakah perkiraan ini benar? Publikasi itu segera didirikan oleh banyak pihak karena sebagian peran auditor digantikan oleh peran teknologi (informasi). Bagi sebagian orang lain, itu mungkin tidak menjamin publikasi. Misalnya, Barclays menyebutkan bahwa pekerjaan akan berubah dan tidak hilang (Barclays 2018). Ungkapan ini bisa bermakna ganda, pertama adalah pergeseran karir dari pekerjaan klerikal yang berat ke tugas-tugas yang lebih bersifat diskresioner. Dalam profesi akuntan sendiri lebih bersifat strategis.
Kedua, perubahan yang terjadi mengakibatkan peran dan kebutuhan akuntan dalam dunia kerja semakin berkurang, sehingga harus berpindah ke bidang kerja atau industri lain. Artikel ini membahas perubahan peran akuntan dari waktu ke waktu karena telah terjadi pergeseran dari peran akuntan. Sebelumnya pekerjaan akuntan yang lebih membutuhkan penilaian, pertimbangan, inovasi atau kreativitas, dan lebih bersifat strategis.
Pembahasan diawali dengan penjelasan mengenai perubahan permintaan tenaga kerja berdasarkan berbagai laporan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (WEF), MGI, Barclays and Money. Mereka melaporkan perubahan pola permintaan tenaga kerja di berbagai industri.
Selanjutnya, mari kita lihat alasan yang menyebabkan perubahan kebutuhan kepegawaian di masa mendatang dalam hal teknologi dan demografi sosial – ekonomi. Berdasarkan model perubahan kebutuhan pekerjaan industri yang berbeda dan alasan perubahan tersebut, peran akuntan dipelajari untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan pekerjaan profesional akuntansi. Bagian terakhir dari artikel ini memberikan ringkasan kebutuhan profesional akuntansi saat ini dan masa depan.
Profesi yang diperoleh dari ekonomi dan bisnis akan tetap memiliki peluang untuk memperbaiki masa depan Indonesia, salah satunya akuntan. Peran akuntan di masa mendatang masih terbuka lebar karena akan semakin banyak yang memanfaatkan pekerjaan tersebut. Tak hanya akuntan, profesi-profesi lain yang di hasilkan oleh ekonomi dan bisnis juga memiliki peluang yang sama dalam memajukan perekonomian Indonesia.
Reporter : Zacky Arrazi
Editor : Kintan Gusti pratiwi
