Jakarta – Suara Ekonomi
Serangan yang terkoordinasi atau biasa disebut sebagai terorisme menjadi momok menakutkan bagi manusia. Berbagai negara terus melakukan upaya agar warga negara mereka tidak terjamah oleh teroris.
Teroris bukanlah Islam, terbukti dengan pemutusan hubungan yang dilakukan negara–negara Teluk Arab dengan Qatar. Hal ini dikarenakan Qatar mendukung kelompok–kelompok militan seperti ISIS dan Al – Qaida, namun Qatar menyangkal tuduhan ini.
Terlepas benar tidaknya Qatar memiliki sangkut paut dengan kelompok militan, Arab Saudi telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin pagi (05/06), dimana diikuti oleh negara Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab. Keputusan serentak Arab Saudi dan negara lainnya ini diambil seiring tudingan bahwa Qatar mendukung agenda Iran, yang merupakan rival utama Saudi dan Sekutu.
Penjelasan yang dirilis kantor berita Arab Saudi, Saudi Press Agency, menyebutkan bahwa Pemerintah Saudi menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok militan dan menyebarkan ideologi keras mereka dan mengacu ke media berpengaruh Al-Jazeera milik Pemerintah Qatar.
Riyadh yang merupakan Ibu kota Arab Saudi telah menutup perbatasannya dan memutus seluruh kontak darat, laut, dan udara dengan Qatar, yang berarti Qatar secara efektif akan terpotong dari wilayah Semenanjung Arab.
Tiga negara teluk (Bahrain, UEA, Saudi) memberikan waktu dua pekan bagi semua warga negara Qatar yang berada di negara-negara itu untuk meninggalkan wilayah mereka. Tiga negara teluk juga melarang warganya untuk berkunjung ke Qatar. Bahkan maskapai penerbangan Etihad Airways, menyatakan akan menunda semua penerbangan ke Qatar sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Hubungan Qatar dengan Indonesia sendiri cukup baik. Di tahun 2011 nilai perdagangan Indonesia – Qatar mencapai US$683 juta dan hingga September 2016 meningkat menjadi US$828 juta. Qatar sendiri memiliki sejumlah investasi di Indonesia meliputi bidang keuangan perbankan dan komunikasi, melalui Qatar National Bank dan kepemilikan saham Indosat Ooredoo. Qatar juga merupakan salah satu negara tujuan bagi buruh migran Indonesia yang bekerja di sektor domestik, pertambangan maupun jasa.
Putusnya hubungan Qatar dengan Arab Saudi tentunya berdampak bagi Indonesia. Pengamat Timur Tengah, Smith Al Hadar mengatakan, investasi Qatar ke Indonesia lebih besar dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya, dan justru diperkirakan akan meningkat dengan adanya krisis politik Qatar dengan negara-negara di Timur Tengah. Indonesia cukup diuntungkan dengan hal ini, karena bisa saja Qatar akan mengalihkan kerja sama bisnis di Asia.
Perlu diketahui, Qatar Charity membantu melakukan proses rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh dan mendirikan cabang di Indonesia sejak 2006 lalu untuk menyalurkan dana bantuan sosial. Sampai awal Juni 2017 jumlah anak yatim yang disantuni mencapai 2.000 anak yang tersebar di berbagai daerah dan ada yang ditempatkan di panti milik yayasan di Aceh. Dana bantuan itu berasal dari lembaga Sheikh Eid bin Mohammad Al Thani Charitable Assosiation dan Raf Foundation tanpa syarat khusus. Adanya krisis di Qatar pemerintah Indonesia berharap tidak akan mempengaruhi penyaluran sumbangan ke Indonesia.
Sebagai salah satu negara tujuan bagi buruh migran Indonesia, data Migrant Care menyebutkan ada 75.000 orang buruh migran Indonesia di Qatar. Hal ini menjadi pekerjaan penting pemerintah Indonesia, karena disana beberapa penerbangan antar negara masih tidak jelas. Sehingga, nasib saudara kita yang berada di Qatar belum dapat dipastikan dapat mengikuti perayaan Idul Fitri di Tanah Air.
Sektor perdangan Indonesia dan wisata pun turut merasakan dampak pemutusan hubungan ini. Perdagangan Indonesia yang dilakukan melalui pelabuhan-pelabuhan di Emirat Arab cukup terganggu karena jalur laut yang tidak memungkinkan. Sedangkan wisatawan yang menggunakan jasa penerbangan Qatar terus berkurang.
Tak hanya itu, penerbangan jamaah umrah Indonesia juga turut terimbas. Kendati demikian, pemerintah menyampaikan, masalah ini sudah diatasi dengan mengalihkan penerbangan jamaah umrah menggunakan maskapai lainnya.
Sejauh ini imbas dari putusnya hubungan Arab Saudi dengan Qatar bagi Indonesia masih dapat diatasi oleh pemerintah. Tetapi pemerintah tidak menampik bahwa masalah ini dapat diremehkan begitu saja. Sehingga, pemerintah akan terus menjaga hubungan – hubungan diplomatik dengan negara lainnya.
Reporter : Ayu Khasanah
Editor : Erika Sukma