Jakarta – Suara Ekonomi
Dampak tol laut bagi perekonomian Indonesia sudah mulai terlihat. Dalam dua tahun terakhir harga barang mulai dari pangan hingga semen dapat ditekan turun 20% – 30%. Namun penurunan ini masih di wilayah pinggiran saja.
Pada awalnya tol laut dibangun hanya 6 trayek. Kemudian akan ditambah menjadi 7 rute lagi, dimana tujuan utamanya adalah pemerataan pembangunan, serta ingin mempersempit kesimpangan antar kota dengan desa, pulau dengan pulau, dan wilayah di seluruh pelosok Indonesia.
Selanjutnya adalah dengan membangun pusat logistik di beberapa tempat. Sehingga bisa mengatur pola distribusi barang dengan lebih tepat. Hal ini juga akan berfungsi untuk tempat penyimpanan dalam jangka cukup lama.
Ibu Fatimah Tuzzahra mengatakan, kita ketahui tidak semua wilayah Indonesia bisa terjangkau, karena masalah tersebut otomatis pendistribusian logistik terhambat.
“Jika pendistribusian terhambat hanya karena proses transportasi, otomatis akan menyebabkan perbedaan harga dengan wilayah lain,” kata Bu Fatimah salah satu dosen Perekonomian Indonesia FEB UP.
Proyek tol laut yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo saat ini tengah dibangun di pulau-pulau Indonesia. Berkat adanya tol laut, masyarakat kecil dapat dengan mudah menjual hasil bumi di suatu daerah.
Secara garis besar dengan adanya tol laut ini kebutuhan dan pembangunan di Indonesia merata. Tol laut juga mampu mempersingkat pengiriman barang, misalnya dari Jakarta ke Papua menghabiskan jangka waktu seminggu. Dengan dibuatnya tol laut ini hanya membutuhkan 3 hari saja.
Tol laut merupakan jalur pelayaran bebas hambatan yang menghubungkan seluruh pelabuhan di Indonesia. Presiden Jokowi memaparkan, bahwa dengan laut pemerataan ekonomi akan tercapai. Laut akan menjadi sumber kejayaan dan kemajuan Indonesia di abad 21. Menurut beliau, laut adalah peluang bukan sebagai hambatan yang mana disebut sebagai pemerataan pembangunan dan pendistribusian logistik.
Reporter : Rizky Dwi Cahyono
Editor : Erika Sukma