Jakarta – Suara Ekonomi.

Negara-negara penghasil minyak (OPEC) dan 11 negara produsen minyak lainnya, termasuk Rusia mengadakan pertemuan pada Kamis (25/5/2017) di Wina, Austria. Dalam rapat tersebut membahas mengenai perpanjangan program pemangkasan produksi minyak selama 9 bulan sampai Maret 2018 yang menyebabkan harga minyak turun hampir 5%.

Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM, mengatakan negara-negara produsen akan secara terbuka membicarakan prospek perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi saat ini. Pertemuan ini bertujuan mengangkat harga minyak yang mengalami tren menurun pada dua tahun belakangan. Bahkan organisasi membuka kemungkinan memperpanjang masa pemangkasan suplai hingga paruh kedua tahun 2017.

© nawacita.com

Sebelumnya pada Senin, 22 Mei 2017 Arab Saudi dan Irak menyepakati untuk memperpanjang pemotongan pasokan minyak global selama sembilan bulan dalam upaya untuk menopang harga minyak mentah, menghapus batu sandungan potensial ketika negara-negara produsen minyak bersiap untuk bertemu.

Saat ini, harga minyak Brent 2,52 dollar AS per barel atau turun 4,7 persen menjadi 51,46 dollar AS per barel di pasar berjangka untuk pengiriman Juli. Untuk minyak AS jenis West Texas Intermediate menutup perdagangan dengan 2,46 dollar AS atau 4,8 persen menjadi 48,9 dollar AS per barel.

Michael Cohen, Kepala Riset Pasar Energi di Barclays mengatakan, investor tengah mencari rencana OPEC memangkas produksi lebih dalam. “Ketika hal tersebut tidak ada, ini terjadi pada pasar. Tapi kami tetap berekspektasi harga minyak akan naik dalam beberapa bulan mendatang seiring dengan penurunan cadangan minyak,” kata dia pada CNBC.

Untuk mengurangi berlimpahnya pasokan minyak global, OPEC dan negara penghasil minyak lainnya sejak Januari sampai Juni nanti akan memangkas produksi minyak 1,8 juta barel per barel, apalagi saat ini  AS tetap meningkatkan produksinya.

Reporter : Winda Maharani

Editor : M. Rizal Arbianto