Pemilihan Umum (Pemilu) sebentar lagi akan tiba, kabar mengenai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden sedang beredar dengan cepat tanpa kontrol yang memadai. Tak jarang berita berisi ujaran kebencian yang beredar mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap ketiga calon tersebut. Situasinya semakin menarik dan dinamis menjelang pemilihan, di mana informasi tersebar luas dan memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik.

Konten persuasif yang kerap kali menyerang para pasangan calon (paslon) telah menciptakan kebingungan di tengah masyarakat. Para pemilih dituntut untuk lebih bijak dalam menyaring informasi agar tidak mudah terperdaya oleh berita palsu atau hoaks. Keputusan untuk menentukan pasangan calon yang layak dipilih semakin rumit, dengan masyarakat serasa terombang-ambing dalam gelombang informasi yang sering kali menyesatkan. Oleh karena itu, keberlanjutan demokrasi memerlukan kewaspadaan dan kebijaksanaan dalam menghadapi konten-konten yang berpotensi memengaruhi pandangan dan keputusan pemilih.

Dalam membuat keputusan, perlu adanya kebijaksanaan. Manfaatkan hak pilih secara tepat dan sesuai dengan tuntutan yang seharusnya. Hindarilah menjadi bagian dari kelompok yang tidak menggunakan hak suara atau yang kita kenal dengan golput (golongan putih), meskipun ada banyak faktor yang dapat memengaruhinya.

Calon Presiden Indonesia 2024. ( Sumber: bbc.com )

Partisipasi aktif dalam Pemilu adalah kunci utama bagi kesuksesan demokrasi. Saat kita memberikan suara, kita secara langsung berkontribusi dalam membentuk pemerintahan dan menentukan arah kebijakan negara. Tidak hanya itu, dampaknya pun dirasakan secara pribadi, karena suara kita memiliki pengaruh langsung terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah. Dengan golput, kita melewatkan peluang untuk membela dan mendukung kepentingan pribadi serta kelompok atau masyarakat di tempat tinggal kita. Maka dari itu, berpartisipasi aktif dalam Pemilu bukan hanya tanggung jawab sebagai warga negara, tetapi juga merupakan kesempatan berharga untuk memperjuangkan kepentingan dan nilai-nilai yang kita yakini.

Menjadi warga negara kita tak terlepas dari hak dan kewajiban yang harus ditunaikan.Hak untuk memberikan suara di dalam proses demokrasi adalah hak istimewa yang perlu dihormati, menggunakan hak tersebut adalah kewajiban warga negara dalam menjaga integritas dan kelangsungan sistem demokrasi. Partisipasi yang tinggi dapat mengurangi risiko manipulasi Pemilu. Sebaliknya, partisipasi yang rendah membuka celah bagi praktik-praktik yang tidak etis atau upaya manipulasi hasil pemilihan.

Gunakan hak suara sebagai bentuk perwujudan demokrasi. ( Sumber: pascasarjana.umsu.ac.id )

Dalam menghadapi Pemilu, kita diingatkan tentang pentingnya menggunakan hak suara dengan bijak sebagai wujud partisipasi aktif dalam demokrasi. Setiap suara memiliki dampak besar dalam membentuk pemerintahan dan menentukan arah kebijakan negara. Janganlah menjadi bagian dari golongan putih, karena dengan memberikan suara, kita turut serta dalam proses demokratis yang mendasar. Menjalankan hak suara dengan bijak berarti memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan negara dan melibatkan diri secara langsung dalam penentuan masa depan bersama. Oleh karena itu, mari bersama-sama menghargai hak dan kewajiban sebagai warga negara dengan memberikan suara secara cerdas dan bertanggung jawab.

Penulis : Priscillia Christy 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini