Jakarta – Suara Ekonomi

Masyarakat di dalam dan sekitar Jakarta menghadapi ancaman kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Meningginya tingkat polusi udara di wilayah ibu kota ini membuat masyarakat rentan terhadap berbagai penyakit yang mengancam jiwa.

Sepanjang tahun, polusi mematikan tampak lebih pekat dari biasanya. Bangunan kantor yang biasanya terlihat jelas sekarang tampak seperti bayangan. Kabut yang melapisi bangunan bukanlah embun pagi yang menyegarkan, melainkan udara yang tercemar partikel- partikel kotor atau polutan.

Udara Jakarta yang Tertutupi Kabut Akibat Polusi. (Sumber: thejakartapost.com)

Tingkat udara secara umum di Indonesia telah naik dari rata-rata konsentrasi PM 2.5 sebesar 40,7 mikrogram/m3 pada tahun 2020 menjadi 34,3 mikrogram/m3 pada tahun 2021. Namun, kualitas udara yang buruk terus menerus menimbulkan risiko bagi penduduk di kota-kota besar.

Terdapat 6 kota yang tercemar polusi udara di Indonesia tahun 2021 dan rata-rata konsentrasi PM2.5 berdasarkan IQAir 2021:

  1. DKI Jakarta, 39.2
  2. Surabaya, 34.8
  3. Bandung, 33.4
  4. Semarang, 28.6
  5. Palembang, 26
  6. Makassar, 13.5

Sedangkan beberapa kota di Indonesia yang masuk ke dalam daftar kota memudarnya polusi se-Asia Tenggara di Indonesia yaitu Samarinda, Kayu Agung, Banda Aceh, dan Palangkaraya. Frank Hammes, CEO IQAir, menyatakan bahwa sangat mengejutkan bahwa tidak ada kota atau negara besar yang menyediakan udara yang aman dan sehat bagi penduduknya sesuai dengan pedoman kualitas udara terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia.

“Laporan ini menunjukkan seberapa banyak usaha yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki udara yang aman, terjaga, dan sehat untuk dihirup. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil langkah-langkah,” ujar Hammes. Avinash Chanchal, Manajer Kampanye Greenpeace India, menekankan bahwa untuk mengatasi krisis pencemaran udara, dibutuhkan pengembangan energi terbarukan, sumber daya alam yang bersih, dan transportasi publik yang ramah lingkungan dan mudah dijangkau.

Menurut Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK,” Buruknya kualitas udara Jakarta disebabkan oleh polusi kendaraan dan sisanya disebabkan oleh pembakaran industri dan lainnya,” kata Sigit Reliantoro.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengatakan, “Penurunan kualitas udara di DKI tidak lepas dari arah kebijakan pembangunan yang tidak mendukung peningkatan kualitas udara,” kata Zenzi Suhadi.

Ada banyak faktor, namun salah satunya sering diabaikan oleh masyarakat. Kualitas udara di Jakarta semakin parah, salah satu penyebabnya adalah asap batubara. Menurut studi Vital Strategies, Pembakaran batu bara menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta. Sekitar 20% polusi berasal dari pembakaran batu bara. Tak heran jika Jakarta dikelilingi oleh 8 PLTU batu bara dalam kompas 100 km. Parahnya, pada 2020, Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) menemukan Jakarta juga dikelilingi oleh 118 fasilitas industri yang mengurangi polusi udara Jakarta.

Ilustrasi Polusi Udara Akibat Pabrik Batu bara. (Sumber: kompas.id)

Tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa tempat terbaik untuk batu bara adalah di bawah tanah. Penggunaan bahan peledak yang sering juga menyebabkan erosi dan merusak ceruk makhluk hidup. Akibat buruk batubara juga dialami oleh warga Jakarta, terutama di Marunda dan sekitarnya dalam hal lingkungan dan kesehatan. Operasi peledakan dan pengeboran dari proses penambangan menghasilkan mineral halus bercampur debu, yang dapat terhirup dan menyebabkan pneumokoniosis. Debu itu dibawa ke Marunda, di mana proses bongkar muat secara acak mengancam nyawa warga di wilayah ibu kota.

Pencemaran udara menyebabkan lebih dari 10.000 kematian, 5.000 pasien rawat inap dan 7.000 anak menderita berbagai gangguan kesehatan di Jakarta setiap tahunnya, yang menanggung biaya triliunan rupiah. Penyakit, kematian, biaya yang dikenakan, efek jangka panjang pada anak-anak dapat dihindari jika pemerintah memenuhi tuntutan warga setempat yang telah memenangkan tuntutan hukum tingkat bandingatas polusi udara.

Ilustrasi Warga yang Terkena Dampak Polusi. (Sumber: m.mediaindonesia.com)

Kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak orang. Polusi udara di Jakarta dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta?

  1. Minimalkan penggunaan kendaraan pribadi
  2. Perawatan mesin kendaraan secara berkala
  3. Penggunaan transportasi umum
  4. Berjalan kaki atau bersepeda
  5. Buat taman di halaman belakang
      • Reporter : Ririn Clarisa Putri
        • Editor : Kintan Gusti Pratiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini